Film Sang Penerus Tayang Perdana di Mero Manto #4

Sumbawa, Fokus NTB – Film dokumenter Sang Penerus (2024) karya Yuli Andari, diputar perdana di Sumbawa dalam acara Mero Manto Film Samawa keempat yang diselenggarakan di Komunitas Film Sumbawa Cinema Society (SCS) pada tanggal 17 Mei 2025, pukul 19.30 – 22.30 WITA. Film ini mengangkat Upacara Adat Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa yang dilaksanakan oleh Majelis Adat Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) pada bulan Mei 2024 lalu. Meski perdana diputar di Sumbawa, namun film dokumenter ini pernah diputar saat berkompetisi di Festival Film Budaya Nusantara yang diselenggarakan oleh kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, yang kemudian membuat film ini mendapatkan Special Jury Mention dalam FFBN tahun 2024. Film ini juga pernah diputar secara terbatas di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) saat peresmian vitrin Kesultanan Sumbawa pada awal tahun 2025 lalu.
Sang Penerus mengisahkan tentang sosok Daeng Mas Madina, cucu lelaki Sultan Muhammad Kaharuddin IV yang lahir dan tumbuh sebagai anak muda di ibukota Jakarta. Namun karena ia mewarisi darah bangsawan Kesultanan Sumbawa dari ibundanya, Daeng Sarojinni Naidu Daeng Masugiratu Datu Batari Toja, yang merupakan putri kedua Sultan Muhammad Kaharuddin IV, ia memiliki kedekatan emosional dengan Sumbawa. Dalam prosesi Satenri Manik dimana Sultan Muhammad Kaharuddin IV bertitah menunjuk cucu lelakinya ini sebagai sang penerus, Raihan Omar Hasani Priyanto yang merupakan nama diri Daeng Mas Madina Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa ini mulai menentukan langkah bahwa ia harus menerima titah Yang Mulia Dewa Masmawa untuk berkiprah lebih banyak terhadap Tau ke Tana Samawa. Film ini bagai dialog antara harapan dan doa dari seorang kakek pada cucunya, dari Sang Sultan pada Sang Penerus-nya.
Upacara Adat Pengangkatan Datu Rajamuda ini merupakan upacara langka yang sudah jarang dilaksanakan, sehingga hal ini mendorong Majelis Adat LATS yang didukung oleh Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV untuk mendokumentasikan secara serius upacara adat ini per prosesinya. Dokumentasi ini diperlukan untuk merekam upacara adat tersebut guna didaftarkan dalam pengajuan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kabupaten Sumbawa dan didaftarkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) oleh Kakanwil Kemenkumham RI yang didukung oleh Program Social Impact PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
Selain Sang Penerus, film lainnya yaitu Elegi Bala Puti (2018) yang juga disutradarai oleh Yuli Andari akan diputar dalam kegiatan Mero Manto Film Samawa #4 ini, kemudian akan dilanjutkan dengan diskusi yang mengangkat topik tentang “Peran Museum dalam Pelestarian Budaya Lokal” yang menghadirkan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Sumbawa, Ir. H. Iskandar D., M.Ec.Dev. dan dimoderatori oleh Nurhadi Ihwani, M.A, dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa (UTS).
Yang menarik dari Mero Manto Film Samawa ini adalah selalu menghadirkan atrasi kesenian tradisional yang dihajatkan untuk terus melestarikan budaya lokal sehingga di Ruang Ekspresi Budaya Situs Cagar Budaya dan Museum Bala Datu Ranga ini, pertunjukan Sakeco Rame para siswa SDN 14 Sumbawa yang diarahkan langsung oleh Ibu Asmininingsih, S.Pd akan tampil sebagai pembuka Mero Manto Film Samawa #4 di Museum Bala Datu Ranga ini. Dari banyak undangan yang disebar, para tokoh masyarakat sudah konfirmasi hadir, termasuk Bupati Sumbawa yang ingin menonton langsung film bersama masyarakat Sumbawa.