Keluarga Tuntut Keadilan Atas Penembakan Anaknya Yang Dilakukan Oleh Oknum Polisi

cover : Mansur Ahmad, orang tua dari terduga pelaku pencurian HP
Saneo, Fokus NTB – Senin (18/7) telah terjadi penangkapan terduga pelaku pencurian HP yang dilakukan oleh tujuh anggota Tim Puma Polres Dompu. TF alias G, umur 25 tahun warga dusun Saneo 3, desa Saneo, kecamatan Woja, Dompu ditangkap pada pukul 05.00 WITA.
Penangkapan tersebut di saksikan oleh keluarga dan masyarakat. Pada saat dilakukan nya penangkapan, G, kooperatif dalam upaya penangkapan tersebut. Kemudian dibawa ke mako Polres Dompu dengan menggunakan mobil.

Namun bukannya dibawa ke mako Polres Dompu, justru pelaku di kabarkan berada di rumah sakit Dompu. Hal tersebut disampaikan oleh Mansur Ahmad 52 tahun, yang merupakan bapak dari saudara G. Dia mendapat kabar daei kepolisian via telepon, yang mengabarkan anaknya sudah di rumah sakit.

“Ditembak karena berupaya melawan dan melarikan diri” kata Mansur menirukan kabar dari kepolisian.
Namun menurut Mansur hal ini sangat janggal. “Kok bisa anak saya di tembak dengan alasan yang tidak masuk akal..sementara anak saya menyerahkan diri tanpa perlawan dan di saksikan oleh masyarakat yang banyak. Kok tiba-tiba dikabarkan sudah di rumah sakit” ucapnya heran.
Menurutnya, secara logika di tangkap pada jam 5.00 WITA, dia bersama keluarga pun merasa anaknya sudah diamankan di Polres. Tetapi anehnya dalam waktu kurang lebih 15 jam dia hubungi untuk menghadap Kapolres.
Setelah di arahkan ke rumah sakit, dia sebagai orang tua sangat sok melihat kejadian tersebut.
“Bisa-bisanya anak saya yang sudah dijemput dengan baik lalu terbaring lemas di rumah sakit bahkan dalam kondisi kritis atas penembakan di bagian tulang kaki (betis)” tutur Mansur.
Sebagai masyarakat awam, dirinya mengatakan mana mungkin bisa melawan. Ketika pada saat tangan diborgol dan mata ditutup, hal yang sangat janggal menurutnya. Dirinya selaku bapak tidak rela anaknya diperlakukan dengan cara tidak manusiawi. Dan kalaupun atas sebuah kasus pencurian yang belum jelas buktinya, malah di tembak, ada yang aneh tanpa mekanisme dan SOP kepolisian yang dijalankan oleh pada 7 anggota tim Puma ini.
“Ini bukan aturan dan sanksi yang pantas juga kalaupun anak saya benar adanya melakukan tindakan pencurian hp juga. Persoalan ini saya meminta keadilan terkait kasus yang terjadi terhadap anak saya” jelasnya.
Menindaklanjuti kejadian tersebut, dirinya berencana akan melaporkan persoalan ini ke Propam Polri, bahkan sampai ke Kapolri.