
Sumbawa, Fokus NTB – Kegiatan pemutaran film dan diskusi budaya bertajuk Mero Manto Film Samawa sukses digelar pada Minggu (8/6/2025) di Lapangan Desa Pulau Bungin. Kegiatan yang dihadiri dan sekaligus di buka oleh Bapak Wakil Bupati Sumbawa Drs. H. Mohamad Ansori ini, menjadi ruang temu yang menggabungkan pemutaran film, diskusi budaya, dan pertunjukan seni budaya, dengan tujuan utama merawat warisan budaya dan memperkuat identitas masyarakat setempat.
Secara khusus Mero Manto di titik ke 5 Desa Pulau Bungin ini, dapat mengajak semua pononton yang hadir untuk menelusuri berbagai nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang sarat makna, karena di titik ke 5 ini terdapat 1 film fiksi dengan judul “Menari Seirama Ombak” karya sutradara Anton Susilo, yang ide cerita dan lokasi pembuatan filmnya semuanya di Pulau Bungin, sehingga pada saat Diskusi Budaya yang di moderatori Dr Rusdianto AR, M.Pd ini menjadi ruang refleksi yang hidup, mempertemukan berbagai pandangan dan pengalaman dalam menjaga serta memaknai kebudayaan di era modern. Tak hanya itu, pertunjukan seni budaya yang memukau dari sanggar seni Mutiara Bungin menambah semarak acara dan menjadi bukti nyata bahwa warisan budaya daerah masih sangat hidup dan relevan.

Dari sekitar 450 an penonton yang hadir dan melakukan registrasi ke panitia, baik dari kalangan legislator dapil 4, camat Alas, kepala desa Kalimango, kepala desa Pulau Bungin dan toga toma serta masyarakat, kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari H.M Berlian Rayes SAg.M.M.Inov Wakil Ketua 1 DPRD Kabupaten Sumbawa, seorang tokoh yang dikenal sangat peduli terhadap pelestarian kebudayaan. Bapak Berlian alias Waka 1 menyampaikan bahwa kegiatan Mero Manto adalah langkah positif dalam menghidupkan kembali tradisi dan identitas budaya lokal. Beliau berharap, di titik berikutnya, Mero Manto bisa lebih meriah dan relevan dengan tema-tema yang lebih mendalam.
Lebih dari sekadar hiburan, Mero Manto menjadi momentum penting untuk menguatkan identitas masyarakat Sumbawa, membangun rasa bangga dan cinta tanah kelahiran, sekaligus menjadi sarana pendidikan dan pembentukan karakter bagi generasi muda. Melalui sinema sebagai media edukasi, kegiatan ini mendorong anak-anak muda Sumbawa untuk meneladani nilai-nilai luhur budaya leluhur dan menjadikannya landasan dalam membangun karakter bangsa yang kokoh.

Sejalan dengan semangat ini, ke depannya Mero Manto diharapkan mampu berkembang menjadi sebuah ruang kreatif yang tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menghadirkan nilai-nilai edukasi yang mendalam dan relevan. Ruang ini akan terus menelusuri dan mengangkat berbagai aspek budaya yang ada di seluruh Sumbawa, menjadi wahana untuk memperkuat identitas dan karakter bangsa.
Sebagai tindak lanjut dan penguatan misi tersebut di titik berikutnya Mero Manto direncanakan hadir di Lapangan/taman Sangaria Kecamatan Utan, yang di mana titik tersebut meliputi wilayah tiga kecamatan yaitu Buer, Rhee, dan kecamatan Utan itu sendiri. Harapannya, kepada komunitas Sumbawa Cinema Society yang di motori oleh Anton Susilo kegiatan di titik ke-6 nanti dapat menyesuaikan tema dengan konteks keberagaman budaya di tiga kecamatan tersebut. Mengingat di tiga kecamatan tersebut terdapat banyak etnis atau suku yang mendiami seperti tau Samawa sendiri, etnis Sasak, etnis Nali, etnis Mbojo, etnis Bugis dan etnis Jawa sebagai bukti keberagaman di Tana Samawa. Dan komunitas SCS dapat menggali kearifan lokal yang unik dan semakin memperkaya ruang dialog budaya yang inklusif dan mendalam, sehingga semangat pelestarian budaya dapat terus berkembang di hati masyarakat sumbawa, ujar pak Waka 1 ini.