Membangun Sinergi: KP4S dan FKLE Tingkatkan Persatuan Menjelang Aksi 15 Mei

Sumbawa, Fokus NTB – Komite Percepatan Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (KP4S) bersama Forum Komunikasi Lintas Etnis (FKLE) Kabupaten Sumbawa menggelar pertemuan konsolidasi di Balai Pertemuan Rukun warga Jawa, Selasa (13/5/2025) malam. Pertemuan tersebut mematangkan persiapan aksi damai 15 Mei mendatang yang mengusung semangat perjuangan bersama dalam bingkai keberagaman budaya.
Aksi damai nanti rencananya akan diikuti oleh perwakilan masyarakat dari berbagai etnis di Pulau Sumbawa yang tampil mengenakan pakaian adat masing-masing. Pakaian adat ini bukan sekadar busana, melainkan simbol keterlibatan dan penghormatan terhadap keberagaman identitas budaya yang hidup berdampingan di Pulau Sumbawa.
Ketua KP4S, Zakaria Surbini, mengatakan bahwa kehadiran beragam etnis dengan busana adat menunjukkan bahwa perjuangan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa merupakan gerakan inklusif yang merangkul semua kelompok. “Kami ingin memperlihatkan bahwa perjuangan ini bukan milik satu kelompok, tetapi gerakan bersama. Kami mengajak seluruh etnis untuk hadir, mengenakan pakaian adat masing-masing sebagai simbol persatuan dan keindahan keberagaman,” katanya.
Panglima Aksi KP4S, Muhammad Taufan, menekankan bahwa aksi ini menjadi tanggung jawab bersama seluruh etnis di Pulau Sumbawa.“Kami akan pastikan aksi damai ini berjalan tertib dan bermartabat. Keberagaman adalah kekuatan. Kita ingin tunjukkan bahwa kita mampu bersatu tanpa harus seragam,” ujarnya.
FKLE, forum yang telah diinisiasi sejak tahun 2000 oleh sejumlah pemuda lintas etnis dan dicanangkan pada 2005 oleh Gubernur NTB saat itu, Lalu Serinata, juga menegaskan komitmennya dalam menjaga persatuan di tengah keberagaman. FKLE menjadi satu-satunya forum lintas etnis di Indonesia yang konsisten membangun komunikasi damai di tengah masyarakat multietnis.
Dukungan konkret juga datang dari berbagai perwakilan etnis yang hadir. Salah satunya dari tokoh masyarakat Sasak yang menyatakan tidak hanya akan hadir dengan pakaian adat, tetapi juga berkontribusi dalam konsumsi peserta. “Kami akan menyumbangkan nasi untuk konsumsi peserta aksi. Ini bentuk dukungan langsung kami terhadap perjuangan bersama ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, KP4S dan FKLE juga menyampaikan pernyataan sikap bersama sebagai berikut:
- Mendukung percepatan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa demi pemerataan pembangunan dan peningkatan pelayanan publik.
- Mengajak seluruh elemen masyarakat Pulau Sumbawa untuk menjaga persatuan dan tidak terprovokasi oleh isu yang memecah belah.
- Menjadikan aksi damai 15 Mei sebagai ekspresi konstitusional yang bermartabat dan mencerminkan kematangan masyarakat.
- Menolak segala bentuk provokasi dan kekerasan yang merusak citra perjuangan.
- Menegaskan bahwa perjuangan ini tetap dalam bingkai NKRI dan berdasar pada prinsip demokrasi dan keadilan.
Pertemuan malam itu ditutup dengan seruan bersama dari seluruh peserta:
“NKRI harga mati, PPS harus jadi!”
Seruan tersebut menggema di Balai Rukun Warga Jawa—menandai tekad bulat bahwa perjuangan membentuk Provinsi Pulau Sumbawa bukanlah bentuk pemisahan, tetapi wujud cinta pada negeri, harapan akan pemerataan, dan jalan menuju keadilan pembangunan