Sumbawa Cinema Society Gelar Mero Manto Film Samawa, Ruang Pertemuan Film, Budaya dan Masyarakat

Sumbawa Besar, Fokus NTB – Komunitas Sumbawa Cinema Society sukses menggelar “Mero Manto Film Samawa” di Lapangan Desa Pelat, Kecamatan Unter Iwes pada Sabtu malam (19/42025). Acara ini menjadi ruang bertemunya film, budaya, dan masyarakat dalam suasana yang akrab dan terbuka.
Acara yang berlangsung dari pukul 20.00 hingga 23.00 WITA ini menyuguhkan pemutaran film lokal, diskusi budaya, serta pertunjukan seni tradisional, dan terbuka untuk umum. Kegiatan ini di dukung oleh Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, dan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).
Acara ini menghadirkan pemutaran tiga film pilihan yang mengangkat kearifan lokal dan tradisi masyarakat Sumbawa yaitu Selubung Kain Putih karya Azhari, Ano Bulan Balong karya Galih Saesar Wicaksono, dan Baseme karya Indri Ardianti. Diikuti dengan diskusi budaya bertema “Pengetahuan Lokal & Krisis Iklim” bersama narasumber Hj. Rahmawaty, S.Pi, M.Si, sekdis Lingkungan Hidup Kab. sumbawa dan dimoderatori oleh Dr. Ieke Wulan Ayu, STP., M.Si. dari pegiat lingkungan forum PSDAT Kab. sumbawa
Acara turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa, Bapak Dr. Budi Prasetiyo, S.Sos., M.AP yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif SCS dalam memajukan kebudayaan lokal melalui media film. Selain memberikan sambutan, Dr. Budi Prasetiyo, S.Sos., M.AP juga secara resmi membuka acara Mero Manto pada titik pertama, menandai dimulainya rangkaian kegiatan Mero Manto pada titik pertama yang akan di lanjutkan pada 7 titik berikutnya yaitu di Desa Plampang, Desa Lenangguar, Museum Bala Datu Ranga kelurahan Pekat, Desa Pulau Bungin, Desa Utan, Desa Labuan Sangoro, dan Ruang Budaya Tomanto sekretariat Sumbawa Cinema Society sebagai lokasi puncak kegiatan.
Diskusi budaya yang digelar setelah pemutaran film mengupas bagaimana pengetahuan lokal dan tradisi masyarakat Sumbawa dapat menjadi solusi dalam menghadapi krisis iklim global. Narasumber dan peserta diajak untuk berbagi pandangan serta pengalaman dalam melestarikan budaya dan lingkungan.
Kesuksesan acara ini tidak lepas dari keterlibatan banyak pihak, mulai dari pemerintah desa Pelat, karang taruna desa Pelag, sanggar seni Nagaru, dan berbagai komunitas lokal yang turut berpartisipasi aktif dalam setiap rangkaian kegiatan.

Acara ini menjadi bukti bahwa sinema bukan hanya hiburan, tetapi juga alat pelestarian dan penggerak budaya. Dengan keterbatasan, terutama cuaca yang sempat mengancam kelancaran acara, semangat kolaboratif panitia dan masyarakat membuktikan bahwa apresiasi budaya bisa tetap hidup dan berkembang.
Sumbawa Cinema Society berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda rutin dan menjangkau lebih banyak wilayah di Kabupaten Sumbawa. Ke depannya, diharapkan film-film lokal dapat menjadi bagian penting dari narasi besar kebudayaan Indonesia.