EdukasiKesehatan

Mahasiswa Universitas Mataram Gelar Pelatihan Pengelolaan Sampah untuk Pupuk Tanaman Metode Biopori di Desa Gumantar

Lombok Utara, Fokus NTB – Pengelolaan sampah rumah tangga menjadi salah satu permasalahan utama di masyarakat, terutama di pedesaan. Sampah organik yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah biopori, yang tidak hanya membantu mengurangi sampah organik, tetapi juga meningkatkan kesuburan tanah melalui pembuatan pupuk alami.

Pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga sebagai pupuk tanaman menggunakan metode biopori memiliki keterkaitan erat dengan berbagai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Program ini mendukung SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), SDG 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan), serta mendukung SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan SDG 15 (Ekosistem Daratan).

Pelatihan tersebut dimulai dengan penyampaian materi oleh Ir. I D G Jaya Negara, ST., MT. Dosen Program Studi Teknik Sipil dan yang melaksanakan KKN PMD Desa Gumantar, Rabu (4/1). Materi yang disampaikan tentang ”Pengelolaan sampah rumah tangga dengan metode biopori” yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengelola sampah dengan cara yang ramah lingkungan serta memberikan solusi praktis dalam pemanfaatan sampah organik sebagai pupuk tanaman.

Setelah sesi teori, dilakukan praktik pembuatan lubang resapan biopori. Para warga dan pemuda diajak langsung untuk menggali tanah, memasukkan sampah organik, dan menutupnya dengan bahan penutup seperti jaring kawat atau batu bata agar tetap terjaga dari gangguan hewan. Selain itu, diberikan edukasi mengenai jenis-jenis sampah yang dapat dimasukkan ke dalam lubang biopori, seperti sisa sayur, buah, dan daun kering, serta sampah yang sebaiknya dihindari seperti plastik dan bahan anorganik lainnya.

Lubang resapan biopori adalah teknologi sederhana yang berfungsi untuk meningkatkan daya resap tanah terhadap air serta mengolah sampah organik menjadi kompos alami. Lubang ini dibuat dengan cara menggali tanah sedalam 100 cm dan berdiameter sekitar 10-30 cm, lalu diisi dengan sampah organik seperti sisa makanan, daun kering, atau limbah dapur lainnya.
Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan melibatkan warga setempat, khususnya ibu rumah tangga dan pemuda desa yang berperan aktif dalam pengelolaan lingkungan. Sosialisasi diawali dengan pemaparan materi mengenai dampak negatif sampah organik yang tidak terkelola dan manfaat metode biopori.

Mahasiswa KKN berharap kegiatan ini memberikan pemahaman baru bagi masyarakat mengenai pentingnya mengelola sampah rumah tangga secara mandiri. Warga mulai menerapkan metode biopori di pekarangan rumah masing-masing, yang tidak hanya membantu mengurangi limbah tetapi juga menyuburkan tanah untuk bercocok tanam.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan metode biopori dapat diterapkan secara berkelanjutan di Desa Gumantar dan menjadi salah satu solusi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Keberhasilan program ini juga membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut, seperti pemanfaatan biopori dalam skala komunitas yang lebih luas.

FokusNTB

Pengelola menerima semua informasi tentang Nusa Tenggara Barat. Teks, foto, video, opini atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke fokusntb@gmail.com

Related Articles

Back to top button