EdukasiSosial

Mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram Desa Bonjeruk Gelar Pelatihan Pembuatan Bata Ringan dan Pestisida Organik

Lombok Tengah, Fokus NTB – Mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram Desa Bonjeruk Kegiatan Pelatihan Pembuatan Bata Ringan dan Pestisida Organik ini adalah bagian dari program kerja “Optimalisasi Potensi Desa Wisata melalui Penerapan Zerowaste untuk mendukung Ekowisata.” dan telah dilaksanakan di Desa Bonjeruk (19/1), tepatnya di kawasan lahan bernama BONJOR (Bonjeruk Organik) yang bersebelahan langsung dengan TPS 3R Desa Bonjeruk.

Pelatihan ini adalah praktik lapangan, menindaklanjuti kegiatan sosialisasi Optimalisasi Potensi Desa Wisata melalui pendekatan Zero Waste untuk mendukung Ekowisata melalui penerapan konsep 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Refuse, dan Rot) yang telah dilaksanakan pada (09/01/2025) lalu di PAWON 21. Sebagai upaya tercapainya tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Acara pelatihan ini sejalan dengan tiga tujuan utama SDGs, yaitu:

  1. SDGs 9 – Inovasi dan Infrastruktur Desa.
  2. SDGs 11 – Kawasan Pemukiman Desa Berkelanjutan.
  3. SDGs 12 – Konsumsi dan Produksi Desa yang Sadar Lingkungan.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Bonjeruk, Ketua dan Pengurus TPS 3R Desa Bonjeruk, Ketua Karang Taruna Desa Bonjeruk beserta anggotanya, ibu-ibu anggota KWT (Kelompok Wanita Tani) Desa Bonjeruk, dan tamu undangan lainnya yakni mahasiswa-mahasiswi Universitas Mataram KKN Desa Puyung dan perwakilan dari Universitas Pendidikan Mandalika.

Menurut ketua TPS 3R yang akrab disapa Bang Awan, “Belum ada inovasi untuk menanggulangi sampah plastik (sampah an-organik) dari TPS. Harapannya supaya residu ini bisa digunakan semaksimal mungkin.”

Pembuatan bata ringan dari sampah plastik ini merupakan upaya mengurangi jumlah limbah plastik yang ada di desa wisata, Desa Bonjeruk dengan mengubah residu menjadi bahan bangunan ramah lingkungan.

“Pelatihan ini sangat menarik, terutama pembuatan batu bata dari plastik. Karena selain ini pertamakalinya, juga sangat membantu dalam mengurangi limbah plastik yang tidak bisa terurai,” tutur Kepala Desa Bonjeruk, Bapak Lalu Audia Rahman,. SH.

“Kami sangat berterimakasih kepada adik-adik KKN yang sudah merancang kegiatan ini, semoga ke depannya limbah plastik bisa terus dikelola dan jadi lebih bermanfaat.”

Proses pelatihan pembuatan bata ringan dimulai dari pembakaran sampah plastik sebanyak 4-5 kilogram untuk membuat dua buah bata. Selama proses pelelehan plastik berlangsung, dimasukkan oli bekas ± 300 ml sedikit demi sedikit lalu dicampur dengan fly-ash (abu terbang).

Abu terbang atau fly-ash merupakan limbah padat berupa abu halus keabu-abuan, hasil pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang.

Dosen Fakultas Teknik, program studi Teknik Sipil. Bapak Dr. Ngudiyono, ST., MT. Selaku pembimbing kelompok KKN PMD Desa Bonjeruk tahun ajaran 2024-2025 berkata, “Penggunaan abu terbang ini sebagai pengganti pasir karena kalau pasir harus berbayar, sementara fly-ash (abu terbang) ini bisa cukup bersurat saja ke PLTU dan gratis.”

Setelah dicampurkan dengan abu terbang, adonan lelehan plastik dan oli tadi dimasukkan ke dalam cetakan dan dipadatkan menggunakan alat tekan (alat press), bata yang sudah dicetak hingga padat direndam selama 15 menit agar dingin.

Selama proses perendaman batu bata ringan berlangsung, dilakukan pelatihan pembuatan pestisida organik berbahan dasar kulit bawang merah dan bawang putih. Bahan dasar ini dipilih karena mudah didapat, terutama dari ibu-ibu KWT yang sering beraktivitas di dapur. Penggunaan pestisida ini juga dapat membantu ibu-ibu Kelompok Wanita Tani merawat tanaman hortikultura yang ada di pekarangan rumahnya.

Kulit bawang merah dan bawang putih setelah dikumpulkan cukup dimasukkan ke dalam botol air mineral berisi 250ml dan didiamkan selama satu malam agar senyawa sulfur, flavonoid, dan allicin yang terkandung di dalamnya dapat terekstrasi dengan airnya. Masing-masing senyawa memiliki kandungan yang bersifat antimikroba dan antipatogen yang efektif melawan hama ulat juga kutu kebul.

Setelah proses perendalam selama satu malam, dilakukan penyaringan antara air dengan kulit bawang. Pengaplikasiannya dengan disemprotkan ke daun dan dianjurkan pada waktu pagi atau sore hari, sebanyak dua kali seminggu.

Usai pelatihan pembuatan pestisida organik, bata ringan yang tadi sudah direndam dikeluarkan dari cetakan dan ditunjukkan kepada para peserta kegiatan.

Setelah batu bata pertama jadi, dilakukan pembuatan batu bata kedua. Kali ini melibatkan peserta kegiatan untuk berpartisipasi dalam proses pencampuran.

Harapannya adalah supaya anggota Karang Taruna Desa Bonjeruk dan pengurus TPS 3R Desa Bonjeruk bisa mempraktikkan keterampilan pembuatan bata ringan ini secara mandiri, sehingga hasilnya dapat digunakan ataupun dijual kembali.

Penulis: Kelompok KKN PMD Desa Bonjeruk

FokusNTB

Pengelola menerima semua informasi tentang Nusa Tenggara Barat. Teks, foto, video, opini atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke fokusntb@gmail.com

Related Articles

Back to top button