Museum Bala Datu Ranga yang diwakili oleh dua pegiatnya yaitu Yuli Andari Merdikaningtyas (Direktur/Kurator) dan Henny Elfiany (Manajer Operasional) menghadiri Museum Forward: International Best Practice Forum on Museums and Heritage yang diselenggarakan oleh beberapa institusi yang bergiat di bidang museum dan heritage antara lain Indonesia Hidden Heritage (IHH) Creative Hub, Indonesia Heritage Agency (IHA), EU National Institutes for Culture (EUNIC), International Councils of Museum (ICOM), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia serta banyak lagi lembaga yang mendukung. Acara ini berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 24 – 26 September 2024 di Auditorium BJ Habibie Center, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Forum internasional yang dibagi menjadi tiga hari dengan dua hari konferensi dan sehari pelatihan bagi praktisi museum ini dihadiri oleh 700 partisipan yang mendaftar baik secara luring maupun daring, 250 partisipan diantaranya adalah para praktisi permusueman dan heritage yang tersebar di seluruh Indonesia dan dunia yang datang dari berbagai negara. Museum Forward menjadi forum yang sangat strategis bagi Indonesia karena saat ini, negara kita sedang melakukan revitalisasi pada museum dan heritage. Komitmen ini penting untuk dilaksanakan sebagai wujud dari pengimplementasian undang-undang pemajuan kebudayaan.
Hari pertama Museum Forward mengangkat tema tentang Museum and Heritage Best Practices: New Perspectives and Horizons. Tema ini dibagi menjadi Keynote Session dan beberapa diskusi panel yang diisi oleh para pakar permuseuman dari berbagai negara antara lain: Dr Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI), Manuel Rabate (Direktur Museum Louvre Abu Dhabi, Prancis – Uni Emirat Arab), dan dimoderatori oleh Goranka Horjan (ICOM-INTERCOM). Sedangkan dalam konteks Indonesia, Reimajinasi museum menghadirkan presentasi khusus dari Ahmad Mahendra dan Aprina Murwanti (Indonesia Heritage Agency), dan dimoderatori oleh Farah Wardani (Kepala Program Museum Forward, Indonesia).
Sedangkan Ahmad Mahendra dan Aprina Murwanti menyampaikan bahwa Indonesian Heritage Agency (IHA) merupakan Badan Layanan Umum (BLU) yang menjadi langkah penting dalam pemanfaatan museum dan heritage/cagar budaya yang ada di Indonesia dengan pendekatan-pendekatan yang edukatif, inklusif, kolaboratif, dan inovatif. Cerita tentang kekayaan sejarah dan budaya Indonesia dapat sampaikan dengan bantuan teknologi digital maupun sosial media dalam merangkul anak muda yang notabene adalah generasi milenial. Museum harus berbenah dengan mengadaptasi cara pandang dan metode baru.
Pesan penting yang disampaikan oleh Dr Hilmar Farid dalam pidatonya adalah Museum dan Heritage memiliki peran yang sangat signifikan bagi setiap negara sehingga kedua institusi kebudayaan ini harus memiliki cara pandang baru terutama untuk mengadaptasi isu-isu pembangunan berkelanjutan seperti isu inklusivitas, perubahan iklim, keadilan gender, dan sebagainya. Museum juga perlu untuk berkolaborasi, berinovasi, dan dan berkembang secara dinamis sehingga dapat merangkul berbagai pihak terutama anak muda dan komunitas kreatif dalam menyampaikan cerita (storytelling) dari koleksinya.
Bagi Museum Bala Datu Ranga (MBDR) yang baru saja diresmikan pada tanggal 18 Juli 2022 lalu, forum ini merupakan wadah yang sangat baik untuk membangun jaringan dibidang permuseuman dan heritage karena MBDR juga menempati Bangunan Cagar Budaya (BCB) Bala Datu Ranga yang dibangun pada tahun 1886. Forum ini juga membuka kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjalin kerjasama antar museum maupun peningkatan kapasitas para praktisi museum.
Harapannya, pengetahuan yang diperoleh dalam forum ini dapat diaplikasikan dalam MBDR sehingga dapat berkembang menjadi salah satu museum yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya Sumbawa baik dari sisi kuratorial, pengembangan dan pengelolaan koleksi, program publik, maupun peningkatan kapasitas pegiatnya. MBDR mengucapkan terima kasih atas dukungan dana perjalanan dari Departemen Social Impact, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sehingga dapat berpartisipasi secara penuh dalam forum yang sangat prestisius ini.
Laporan: Yuli Andari Merdikaningtyas