OpiniPemerintahanSastra

Kondisi Asrama Memperihatinkan : “Mahasiswa Sumbawa-Malang Kibarkan Bendera Kuning Bentuk Belasungkawa Atas Matinya Hati Dan Rasa Kepedulian Pemerintah Kabupaten Sumbawa”

Oleh : ARIEL
(Mahasiswa Pascasarjana Universitas Brawijaya. Malang)

Ikatan keluarga pelajar mahasiswa Sumbawa-malang (IKPMS-M) adalah sebuah organisasi daerah dibawah naungan pemerintah kabupaten sumbawa yang terdapat di kota malang. Sejak beberapa dekade terakhir, organisasi daerah Sumbawa di malang atau yang sekarang dikenal dengan nama IKPMS-M (sebelumnya telah terjadi beberapa kali pergantian nama) telah berkontribusi dalam melahirkan generasi-generasi hebat untuk Sumbawa. hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya sarjana, magister maupun doctor lulusan berbagai perguruan tinggi di kota malang yang hingga saat ini turut serta menjadi bagian dari suksesi pembangunan daerah. menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam anatomi pemerintahan di kabupaten Sumbawa.

Patut diakui, bahwa kehadiran mahasiswa Sumbawa di berbagai daerah di Indonesia terkhusus di kota malang, sedikit-banyak telah memberikan dampak positif bagi tumbuh-kembangnya kabupaten Sumbawa dalam berbagai aspek. Salah satu contoh kontribusi tersebut adalah adanya promosi pariwisata dan budaya yang baik secara langsung maupun tidak, telah melibatkan kelompok-kelompok pelajar dan mahasiswa di luar daerah. Sebagai informasi, keluarga mahasiswa Sumbawa-malang memiliki Lembaga/Badan Semi Otonom (BSO) dibawah naungan IKPMS-M yang kemudian lebih akrab dikalangan para pecinta seni dan budaya dengan nama Sanggar Kemas-Maras. Sanggar ini rutin melakukan pertunjukan dan pentas seni, pawai budaya dan kegiatan-kegiatan serupa sebagai upaya dan bentuk komitmen kolektif dalam membumikan kekayaan budaya Sumbawa di bumi arema. Selain itu, tidak jarang juga prestasi-prestasi membanggakan ditorehkan sebagai buah dari pemikiran, tindakan dan keuletan putra-putri terbaik Sumbawa di bumi perantauan ini.

Asrama Sumbawa adalah saksi bisu bagaimana lika-liku perjalanan dan romantisme perjuangan kawan-kawan mahasiswa dalam proses memulung ilmu pengetahuan di kota yang berjuluk kota pendidikan ini. Asrama tersebut adalah bangunan monumental dan bersejarah yang merupakan satu-satunya aset daerah kabupaten Sumbawa di kota malang. Bangunan itulah yang dimanfaatkan oleh seluruh mahasiswa, pelajar, pemuda bahkan masyarakat Sumbawa di malang pada umumnya sebagai tempat untuk berkegiatan dan bersilaturahmi. Bagi kami, asrama tidak hanya sebatas bangunan ataupun rumah singgah. Melampauinya, kami memahami asrama tersebut sebagai dapur lokalisme, sebagai laboratorium peradaban. Asrama adalah miniature kabupaten Sumbawa yang oleh pemerintah daerah pada masa itu sengaja di bangun di kota malang, kenapa kami sebut demikian? Karena setiap jengkal tanah dan bangunannya merepresentasikan kekhasan dan keunikan Sumbawa. setiap kali kami berkumpul disana, kami menemukan fakta bahwa tidak sedikit warga Lunyuk, Lantung, Ropang, Batulanteh, Unter Iwes, Sumbawa, Labuan Badas, Pelampang, Empang, Ree, Alas, Utan dan berbagai daerah dari seluruh wilayah baik kecamatan, desa maupun dusun yang ada di kabupaten Sumbawa.

Kendatipun demikian, kenyataan pahit yang harus kami sampaikan saat ini adalah bahwa bangunan sederhana yang biasa kami sebut asrama itu kini dalam kondisi yang semakin menghawatirkan. Bahkan beberapa tahun silam dalam kunjungan bapak bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah yang ketika itu masih menjabat sebagai wakil bupati Sumbawa tanpa rasa canggung mengatakan bahwa bangunan itu agaknya lebih layak disebut kandang babi daripada disebut asrama. Apa yang pernah beliau sampaikan ketika itu, selalu terpatri dalam ingatan kami hingga sekarang. Bahkan ketika beliau kembali mendapat mandat dan kepercayaan masyarakat untuk menahkodai kabupaten Sumbawa bersama wakilnya Hj. Dewi Noviany S.Pd., M.Pd dengan membawa tagline “Sumbawa Gemilang Berkeadaban” kami berpikir bahwa harapan keberpihakan itu akan segera tiba waktunya. Namun pada kenyataannya bagai “Jauh Panggang Dari Api”. Ternyata kunjungan itu adalah kunjungan terakhir beliau ke tempat kami dan sampai sekarang tidak kunjung kembali.

Agaknya begitu sulit bagi pemerintah daerah (Bupati/wakil Bupati Sumbawa) untuk setidaknya satu kali dalam satu tahun menyisihkan waktunya untuk bercengkrama dan berdialog dengan mahasiswa, lebih-lebih mahasiswa perantau seperti kami. terlalu rumit bagi mereka untuk sekedar mendengarkan kebutuhan dan keluh-kesah mahasiswa atau mohon maaf, jangan-jangan ekisistensi mahasiswa sudah tidak lagi penting bagi pemerintah saat ini? Terlalu naïf kalau kemudian alasannya hanya tentang keterbatassan waktu dan anggaran. Doa kami semoga bapak dan ibu segera diberikan kesembuhan dari penyakit akut ketidakpedulian, penyakit yang kerap menghinggapi diri dan hati seorang pejabat.

Akhirnya, atas matinya hati dan rasa kepedulian itu kami turut berbelasungkawa. mewakili kawan-kawan mahasiswa Sumbawa-malang saya hanya bermaksud mengingatkan pemerintah daerah kabupaten Sumbawa, bahwa sikap acuh terhadap kondisi mahasiswa adalah bentuk kedzoliman dan “dosa besar” seorang pemimpin, karena dengan begitu sama halnya dia menghancurkan masa depan Sumbawa.! Terimaksih.

Related Articles

Back to top button