Opini

Analisis Sosiologi terhadap Emoji dan Gambar Semangka yang Viral

Saat ini tengah viral emoji semangka yang bertebaran di media sosial sebagai simbol dukungan terhadap Palestina sekaligus sebagai bentuk simbol protes dan resistensi rakyat Palestina terhadap Israel. Untuk diketahui bahwa penggunaan simbol semangka karena pada tahun 1960-an Israel yang telah menguasai Gaza dan Tepi Barat melarang penggunaan bendera Palestina karena merupakan simbol kekuatan dan solidaritas masyarakat Palestina itu sendiri. Akibat pelarangan itu, masyarakat Palestina memiliki ide untuk menggantinya dengan simbol semangka yang kebetulan tumbuh subur di kawasan Gaza dan sekitarnya. Semangka dipilih karena buah tersebut terdiri dari unsur warna merah, hijau, putih dan hitam seperti pada bendera Palestina.

Pada tahun 1993 melalui Perjanjian Oslo, larangan pengibaran bendera Palestina dicabut. Saat ini, simbol semangka kembali digunakan untuk merepresentasikan dukungan terhadap Palestina karena serangan Israel ke Gaza terkait persoalan politik dengan Hamas telah merenggut banyak korban jiwa dari kalangan rakyat Palestina. Simbol semangka juga merupakan simbol protes masyarakat Palestina dan masyarakat lain di dunia yang mendukung Palestina terhadap penjajahan Israel atas wilayah Gaza dan sekitarnya. Alasan lain viralnya penggunaan emoji semangka di media sosial karena postingan bendera Palestina sering kali mengalami ‘take down’ maka terinspirasi dari faktor historis maka simbol buah semangka kembali digemakan.

Herbert Blumer, seorang sosiolog Amerika Serikat, menekankan pentingnya simbol dalam memahami tatanan sosial. Dalam kasus simbol semangka sebagai bentuk perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel, Blumer dapat memberikan wawasan tentang bagaimana simbol dapat menjadi alat untuk mengomunikasikan makna dan resistensi terhadap hegemoni budaya.

Blumer menyatakan bahwa simbol adalah konstruksi sosial dan dapat diperoleh melalui interaksi sosial. Dalam kasus simbol semangka, masyarakat Palestina menggunakan simbol ini sebagai bentuk resistensi terhadap Israel yang melarang pengibaran bendera Palestina. Simbol semangka menjadi cara untuk mengekspresikan identitas dan perlawanan rakyat Palestina terhadap hegemoni budaya Israel yang melahirkan tatanan sosial yang tidak adil bagi mereka.

Blumer juga menekankan bahwa simbol memiliki makna yang dapat berubah tergantung pada pemakaiannya dalam konteks sosial tertentu. Dalam hal simbol semangka, makna simbol telah berubah dari sekadar bentuk perlawanan terhadap Israel menjadi bentuk identitas masyarakat Palestina. Selain itu, dukungan simbol semangka dari beberapa publik figur dan penyebaran melalui media sosial juga membantu memperkuat makna simbol ini dalam konteks sosial yang lebih luas.

Secara keseluruhan, pandangan Herbert Blumer dapat memberikan wawasan tentang pentingnya simbol dalam memahami tatanan sosial dan bagaimana simbol dapat menjadi alat untuk menyampaikan makna dan resistensi terhadap hegemoni budaya. Simbol semangka sebagai bentuk perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel memperlihatkan kekuatan simbol dalam memengaruhi tatanan sosial dan memperkuat solidaritas dalam gerakan sosial.

Sumber: WA Grub Keluarga Besar Sosiologi Indonesia.

Related Articles

Back to top button