Edukasi

Mahasiswa Promer UTS Desa Kerato Sosialisasikan Pemanfaatan Limbah Serbuk Kayu Jadi Arang Briket

Unter Iwes (Fokus NTB) – Mahasiswa program merdeka universitas teknologi sumbawa kelompok 11 melakukan Sosialisasi beserta Pelatihan pembuatan Arang Briket pada Rabu(25/10/2023). Bertempat di Aula Kantor Desa Kerato, kec, Unter Iwes, kab, Sumbawa.

Beberapa mahasiswa promer (UTS) Kelompok-11, menyampaikan, tata cara pembuatan briket diawali dengan pengumpulan limbah serbuk gergajian kayu, sekam padi, tongkol jagung, tempurung kelapa yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Kerato yang kemudian akan dibakar hingga menjadi arang, baik dengan tanpa adanya oksigen.

“Selanjutnya arang tersebut akan dihaluskan dan di ayak sehingga didapatkan bubuk arang yang halus untuk selanjutnya dicampurkan dengan perekat berupa tepung kanji yang sudah dimasak dengan air terlebih dahulu lalu diaduk hingga merata. Selanjutnya yaitu tahap pencetakan, adonan yang sudah tercampur merata selanjutnya dicetak sesuai keinginan dan kemudian dijemur hingga benar-benar kering,” ucapnya, Rabu (1/10).

Briket merupakan energi alternatif pengganti bahan bakar yang dihasilkan dari bahan-bahan organik atau biomassa yang kurang dimanfaatkan, selama ini pemanfaatan limbah serbuk kayu hasil pertukangan sangatlah minim sehingga limbah tersebut hanya dibiarkan atau dibakar begitu saja dan itu dapat menyebabkan polusi udara, kami berharap dengan adanya sosialisasi dan pembuatan briket bioarang ini limbah tersebut dapat dimanfaatkan untuk menjadi suatu produk yang bernilai ekonomi sehingga dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat, khususnya masyarakat desa kerato.

Salah satu kadus di desa kerato, Gunawan mengatakan, sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa promer ini sangat bermanfaat bagi masyarakat awam yang tidak tahu cara memanfaatkan limbah serbuk kayu. “Dengan adanya sosialisasi ini dapat mempermudah kami selaku masyarakat dalam memanfaatkan limbah serbuk kayu agar menjadi produk yang lebih berguna,” ungkapnya.

Sementara Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok 11, Ofi Hidayat, S.Ikom., M.I.kom menyampaikan, sosialisasi cara pembuatan briket yang dilakukan oleh mahasiswa promer Kelompok-11 Universitas Teknologi sumbawa ini dapat mengurangi limbah yang ada di desa kerato khususnya limbah serbuk kayu.

“Juga saya harapkan dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian dan kreativitas masyarakat Desa kerato,” jelasnya.

Lanjut Afi Hidayat, adapun tahap-tahap Pembuatan Arang Briket yaitu Pertama, penyiapan bahan baku,
bahan baku merupakan sampah atau limbah organik yaitu serbuk gergaji yang sudah dibersihkan dari bahan bahan lain yang tidak berguna, seperti batu, plastik, tanah, dan sebagainya. Serbuk gergaji sebaiknya dalam kondisi kering agar mempercepat proses karbonisasi sehingga hasil karbonisasi lebih homogen. Seperti pada Gambar di atas ini.

Kedua, Karbonisasi (Pengarangan), serbuk gergaji dimasukkan ke dalam Panci bekas atau wadah dan tutup rapat untuk mengurangi oksidasi. Wadah ditaruh di atas sumber api, bisa kompor, atau perapian dan dipanaskan kira-kira kurang lebih 1 jam tergantung jumlah bahan yang di arangkan dan derajat pengarangan yang
diharapkan.

Ketiga, Penghalusan arang,
arang yang terbentuk dihaluskan secara manual dengan alat tumbuk sampai berukuran kecil dan halus. Karena di lapangan bahan baku yang akan digunakan memiliki tekstur yang lembut maka lebih mudah dibentuk/dicetak sehingga tidak dilakukan dilakukan penggilingan.

Keempat, penyaringan
arang yang sudah di haluskan disaring dengan saringan 0,1 atau 0,5 mm atau saringan mesh atau saringan biasa kalau tidak ada. Arang yang tidak lolos saringan bisa di haluskan kembali.

Kelima, pencampuran dengan Bahan Pelekat (Kanji),
perekat yang digunakan seperti kanji. Untuk pembuatan lem adalah dengan mencampurkan kanji dengan air mendidih dan diaduk-aduk. Setelah dingin, lem dicampurkan dengan bahan arang dengan perbandingan 600 cc lem untuk 1 kg arang. Campuran tersebut diaduk-aduk hingga merata. Catatan: lem tidak boleh terlalu encer atau terlalu pekat karena akan mempengaruhi sifat mekanik briket.

Keenam, pencetakan adonan arang,
adonan antara arang dengan bahan perekat dimasukkan di dalam cetakan dengan ditekan-tekan agar padat dan tidak mudah pecah atau hancur. Cetakan bisa terbuat dari kayu, logam, atau PVC yang mempunyai lubang di atas dan di bawah agar mempermudah pengeluaran briket.

Ketuju, pengeringan Briket,
Briket yang sudah dicetak dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari atau di dalam oven selama 4-6 jam sampai benar-benar kering, selama pengeringan, briket dibolak-balik agar pengeri ngan merata.

“Meskipun arang briket lebih ramah lingkungan dari pada kayu atau batu bara, penggunaannya juga membutuhkan pengelolaan limbah yang kompeten dan pemilihan jenis bahan bakar yang tepat. Dampak lingkungan dari penggunaan briket arang perlu diperhatikan, karena masih ada masalah limbah yang dihasilkan dan polusi udara,” jelasnya.

Dan Kegiatan ini dibantu dari bapak Kadus Gunawan S.T dan Ibu Kadus Lili sufiyani S. Pd. i dan di dukung penuh oleh Bapak Muhammad Idham Selaku Kepala Desa Kerato beserta Masyarakatnya, menjadi salah satu bahan pendapatan nilai jual UMKM Desa Kerato.

Related Articles

Back to top button