EdukasiOpiniPemerintahanSosial

Menggali Keterampilan Santri Pondok Pesantren Melalui Kerjasama Pemerintah Daerah

Penulis : Della Tri Rizqiyah, S.E., S.Pd.

(Mahasiswi Magister Manajemen Inovasi ,Universitas Teknologi Sumbawa)

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam pertama di Indonesia dan mendukung kelangsungan sistem pendidikan nasional. Selama ini tidak diragukan lagi kontribusinya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mencetak kader-kader intelektual yang siap untuk mengapresiasikan potensi keilmuannya di masyarakat (Tolkhah dan Barizi, 2004: 49). Hal tersebut terbukti dengan munculnya para tokoh pemimpin bertaraf Nasional maupun Internasional yang lahir dari pondok pesantren. Pondok pesantren juga lembaga keagamaan yang sangat mengakar dan telah menjadi bagian sosialkultural masyarakat.

Pada saat orang tua santri memasukan anaknya di pondok pesantren tentunya dengan tujuan mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan dan pengembangan kehidupan manusia karena pendidikan menjadi tolak ukur kemajuan maupun kemunduran suatu bangsa. Tidak ada satupun bangsa di dunia ini yang hidup tanpa pendidikan dan tidak mungkin suatu bangsa akan mampu mancapai kemajuan tanpa didukung dengan kemajuan di bidang pendidikan. Pengembangan dunia ekonomi, budaya, sosial, politik dan segala aspek lain, semuanya dimulai dengan proses pendidikan. Dengan pengajaran yang optimal maka pendidikan yang didapatkan bisa dipastikan maksimal.

Pada dasarnya pembelajaran atau pendidikan dipondok pesantren berbasis komunitas dan berfokus pada pelajaran agama Islam. Pondok pesantren ditujukan untuk membantu para santri untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, Pondok pesantren merupakan salah satu model pendidikan yang menerapkan aturan dan kedisiplinan secara ketat. Model pendidikan pondok pesantren yang diterapkan memiliki beberapa keunggulan di antaranya proses pembelajaran tidak hanya secara teoritis saja, tetapi dapat diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan keseharian peserta didik. Semua unsur dalam model pendidikan asrama terlibat langsung dalam proses pendidikan seperti membentuk sosial keagamaan dimana semua unsur yang terlibat dalam mengimplementasikan agama dengan baik.

Pondok pesantren memiliki asrama sebagai tempat tinggal bagi santri selama memperdalam ilmu agama. Dalam proses pembelajaran berlangsung, santri diwajibkan menetap di asrama dan mematuhi seluruh peraturan yang sudah menjadi ketetapan pengasuh. Santri yang menetap di asrama pondok pesantren memiliki banyak kelebihan di antaranya penanaman nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan yang diajarkan sejak dini selama 24 jam, melaksanakan Shalat wajib dan Shalat Sunnah dilakukan secara berjamaah,  musyawarah dan kegiatan Jamiah dilakukan secara rutin, aktifitas dzikir dan bacaan awrād dilakukan secara bersama-sama. Di pondok pesantren santri diajarkan hidup secara mandiri, melatih kesabaran dalam menghadapi kesulitan hidup dan menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapinya, belajar bermasyarakat dengan sesama santri yang berasal dari beragam daerah di Indonesia yang memiliki keberagaman budaya, suku serta latar belakang.

Berdasarkan data Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, terdapat 30.494  pondok pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia pada periode tahun ajaran 2020/2021. Pondok pesantren memiliki beberapa program pendidikan yang disusun sendiri (mandiri) yang dimana program ini mengandung proses pendidikan formal, non formal maupun informal yang berlangsung sepanjang hari dalam satu pengkondisian di asrama.

Dari data tersebut sebenarnya pondok pesantren memiliki peluang besar sebagai penggerak ekonomi dengan cara menggali keterampilan santri pondok pesantren. Faktanya banyak sekali orang yang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran karena tidak adanya keterampilan dasar yang dimiliki. Misalnya contoh kasus santri dipondok pesantren adalah seorang yang memiliki keterampilan dapat berceramah dan sebagainya, namun saat lulus dari pondok pesantren, santri tersebut tidak mendapatkan tawaran untuk berceramah. Lalu apakah santri tersebut akan berdiam diri saja saat tidak adanya tawaran yang datang? Pastinya seperti itu, karena tidak adanya keterampilan vokasi yang dimiliki. Oleh karena itu, perlu adanya keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh santri untuk bekal saat menjadi santri ataupun lulus dari pondok pesantren tersebut.

Berdasarkan data yang telah saya paparkan di atas, begitu banyak pondok pesantren  memiliki peluang sebagai penggerak ekonomi. Sebagian  besar pondok pesantren berada di daerah pedesaan sehingga potensi – potensi yang dimiliki oleh pondok pesantren tersebut bisa dikembangkan. Namun, terkadang muncul pertanyaan seperti, bagaimana cara menggali keterampilan santri tanpa adanya sarana dan prasarana? Jawabannya adalah, dengan cara membangun kerjasama dengan Pemerintah Daerah. Mengapa demikian? Kita ketahui bahwa Pemerintah Daerah memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu daerah, tidak hanya itu, Pemerintah pula memiliki peranan dalam peningkatan sumber daya manusia yang tak lain juga peranan pemerintah daerah dalam membangun pondok pesantren agar menjadi wadah tempat menuntut ilmu yang dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari.

Ada beberapa instansi di bawah naungan pemerintah daerah yang dapat membantu santri dalam menggali keterampilannya seperti Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian. Maksudnya adalah pemerintah daerah dapat melihat potensi yang ada dari masing – masing pondok pesantren. Contohnya seperti pondok pesantren yang berada di Desa yang memiliki jenis tanah atau lahan yang bisa dilakukan untuk berkebun atau bercocok tanam. Maka, dinas – dinas terkait seperti pertanian dapat membantu dengan menggunakan beberapa tahapan dan cara berkebun atau bercocok tanam yang baik dan benar, agar dapat menghasilkan tanaman yang baik dan sehat.   Sedangkan pondok pesantren sendiri mempersiapkan lahan dan sumber daya manusia. Demikian pula dengan pondok pesantren yang memiliki potensi dalam berternak, Dinas perternakan dapat membantu dalam hal ini. Selain itu terkait dengan sarana dan prasarana, jika telah ada kerjasama maka pemerintah dapat membantu hal tersebut.

Setelah terjalinnya kerjasama antara pondok pesantren dengan Pemerintah Daerah dan turunnya dana bantuan maka ada beberapa keterampilan yang dapat dilakukan, seperti dibidang pertanian dengan cara penanaman hidroponik. Hidroponik merupakan teknologi budidaya pertanian modern yang sudah dikenal di kalangan masyarakat bahwa hidroponik mudah diterapkan. Dinas Pertanian dapat mengecek beberapa hal yang mampu menunjang keberhasilan dari hasil penanaman ini. Misalnya, mengecek kadar air pada tanah yang akan di gunakan, memilih jenis tanaman  yang cocok untuk dibudidayakan, cara membasmi hama pada tanaman, cara merawat,  dan lain sebagainya. Dengan adanya panduan dan arahan serta pengetahuan tentang hidroponik yang diberikan oleh Dinas terkait maka pengembangan keterampilan melalui pertanian hidroponik dapat berkembang. Hal ini juga berpengaruh dalam kecakapan keterampilan dan mengatasi masalah pengangguran di masa depan. Begitu pula dengan keterampilan di bidang perternakan  yang dapat dikembangkan adalah budidaya ayam Broiler. Budidaya ayam Broiler merupakan salah satu budidaya peternakan unggas yang memiliki populasi terbesar. Dinas perternakan dapat membantu santri dalam mengajar tatacara membudidayakan ayam Broiler tersebut seperti Day Old Chick (DOC), pakan ayam, vaksinasi, dan obat-obatan sehingga peternak dapat melakukan proses budidaya ayam Broiler. Apabila dalam proses produksi tidak memperhatikan faktor tersebut maka kemungkinan akan mengalami penurunan produksi.

Genetik dan lingkungan merupakan pengaruh utama dalam produksi. Genetik yang berarti bibit atau Day Old Chick (DOC) dapat dipengaruhi oleh grade dan ukuran. Lingkungan dapat dipengaruhi oleh air, udara dan pakan. Akan tetapi lingkungan dapat berpengaruh negatif dengan penyebaran penyakit dan virus yang menjadi resiko dalam melakukan budidaya ayam broiler.  Oleh karena itu perlu adanya manajemen untuk mengurangi resiko produksi. Untuk membuahkan hasil yang maksimal perlu adanya panduan dari Dinas terkait. Dari kedua bidang tersebut adalah gambaran yang dapat dilakukan secara serupa namun bisa pula bidang – bidang yang lain atau budidaya lainnya dengan cara melihat pontensi yang dapat dikembangkan. Pada saat budidaya telah sukses dan berhasil, santri dapat berwirausaha dengan menjual hasil dari yang telah dibudidaya, bisa dijual dengan bentuk mentahan ataupun dapat diolah lagi. Dengan adanya program tersebut sangat banyak manfaat atau keuntungan yang didapatkan oleh santri, pondok pesantren bahkan daerah terkait. Manfaat bagi santri yaitu tidak hanya berfokus pada pengajaran agama namun mendapat ilmu dan keterampilan vokasi yang dapat di implementasikan untuk dimasa depan, manfaat bagi pondok pesantren yaitu dapat lebih dikenal luas oleh masyarakat, mendapat perhatian dari pemerintah daerah, dan mendapatkan program yang memajukan pondok pesantren. Keuntungan bagi pemerintah daerah yaitu, daerahnya dapat lebih dikenal, memajukan pembangunan daerah, serta menghasilkan SDM yang terampil. Sedangkan manfaat dan keuntungan umum yaitu dapat mengatasi pengangguran dimasa depan,

Related Articles

Back to top button