
Penulis : I Ketut Aria Darmawan, Mahasiswa Magister Manajemen Inovasi Universitas Teknologi Sumbawa.
Pada Era Industri 4.0 bisa dikatakan era Keemasan bagi semua golongan dari anak – anak muda hingga orang lanjut usia, karena akibat pesatnya perkembangan teknologi yang membuat masyarakat mampu dengan mudah terhubung atau terkoneksi satu sama lain sehingga sangat efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan instan. Perubahan perilaku dan gaya hidup yang terjadi akibat derasnya informasi juga menggembirakan pada masyarakat khusunya anak-anak muda yang berorientasi untuk menjadi wirausahawan demi mendapatkan profit atau keuntungan yang mampu mengubah kondisi masyarakat yang lebih baik dalam upaya mereka dalam meningkatkan kesejahteraannya.
Perkembangan teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi untuk mengubah setiap bidang kehidupan manusia yang menjadi lingkup teknis. Teknologi yang berkembang dengan pesat nampaknya sulit dipisahkan dengan kehidupan manusia bahkan sudah merupakan kebutuhan manusia itu sendiri. Dalam perkembangannya, penggunaan teknologi telah bergeser dari yang awalnya hanya ilmu teoritis menuju ilmu teknis yang artinya setiap segala aktivitas – aktivitas kita hari ini selalu berkaitan erat dengan teknologi. Perlunya penguatan dan pengembangan dalam bidang teknologi terhadap masyarakat agar tidak ketinggalan dalam segala aspek pada era modern. Yang dimana realita saat ini dunia sedang mempersiapkan menuju kemajuan teknologi 5.0 di era Society. namun, secara tidak langsung perkembangan teknologi yang begitu pesat memiliki banyak dampak negative secara psikologi manusia karena teknologi adalah akar paling utama dalam perubahan sosial.
Dalam pandangan salah satu peneliti yakni Kidi S.Sos., menjelaskan bahwa, yang diharapkan dari sebuah kemajuan teknologi adalah percepatan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Saat ini semua lapisan masyarakat sangat mengandalkan yang namanya teknologi sebagai kegiatan pembelajaran dalam hal pengenalan sebuah kemajuan. Kemajuan diharapkan tentu juga harus beriringan dengan kesiapan para pengguna teknologi itu sendiri. Dan untuk mendapatkan kemampuan tersebut harus ada wadah baik dalam bentuk pelatihan dan lain sebagainya.
Dalam kondisi sosial, perkembangan Inovasi Teknologi pada masyarakat Sumbawa sejauh ini bisa dikatakan belum merata di semua daerah karena infrastruktur dan fasilitas yang sangat terbatas. Pada daerah tertentu khususnya bagian – bagian di desa pelosok di Kabupaten Sumbawa terutama dalam hal sinyal telepon dan internet belum terdistribusi secara merata. Sehingga ada beberapa masyarakat yang memiliki keterbatasan pengetahuan Informasi dan Teknologi atau bahasa gaulnya GAPTEK (Gagap Teknologi) menyebabkan ketinggalan dan tidak sempat beradaptasi dalam kemajuan informasi sehingga sangat berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat dan mengancam eksistensi masyarakat itu sendiri.
Adat kebiasan Tau Samawa (orang Sumbawa), yang awalnya menggunakan Tradisional-Konservatif seperti budaya Batuter dalam menyampaikan informasi melalui mulut ke mulut secara Persuasif. Lalu seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit bergeser pada Transformatif-Modernis yang dimana masyarakat Sumbawa pada umumnya sudah mengikuti trend digital seperti penggunaan platform sosial media.
Dalam perkembanganmya, penggunaan informasi teknologi pada Sosial media, mayoritas masyarakat Sumbawa sering menggunakan Platform Facebook dalam kehidupan kesehariannya sebagai pusat mencari informasi dan melakukan komunikasi jarak jauh seperti mengirim surel atau pesan teks untuk saudara atau orang lain yang bahkan berada pada jarak 16 ribu Kilometer pada waktu yang sama. Namun pada kenyataannya banyak juga ditemukan beberapa informasi tidak sesuai fakta realitas yang terjadi dilapangan menyebabkan potensi yang rentan menimbulkan perpecahan pada masyarakat Sumbawa, contohnya seperti informasi Pilkada pada tahun 2020 yang dimana beberapa buzzer – buzzer memprovokasi lawan politiknya secara terorganisir dan memiliki jumlah sumber daya yang besar. Oleh karena itu, pentingnya untuk memahami bahwa polarisasi yang disebabkan oleh teknologi bukanlah sesuatu yang inheren, tetapi merupakan hasil dari kampanye terorganisir yang dirancang untuk memanipulasi persepsi masyarakat.
Perilaku dan pola pikir masyarakat Sumbawa hari ini, secara tidak langsung telah dipengaruhi oleh perubahan dan pola kerja teknologi itu sendiri. Kita bisa ambil contoh, konsumsi informasi yang ada di media sosial misalnya, kadang kala apa yang disajikan berbanding terbalik dengan realitas yang ada. Tapi juga tidak serta merta semuanya buruk dan ada juga masyarakat yang sama sekali tidak terpengaruh dengan informasi yang ada. Teknologi dapat dijadikan sebagai alat penyebab kebaikan dan juga sebaliknya tergantung bagaimana teknologi itu dipergunakan. Dengan ini dapat menarik kesimpulan bahwa sosial media terkadang menyatukan dan terkadang juga memisahkan masyarakat.
Dengan fakta atau realita yang terjadi pada Masyarakat Sumbawa, perlunya pengembangan melalui jalur akademik agar mampu membaca peluang dalam kemajuan Teknologi dan mampu menciptakan inovasi di masa yang akan datang sehingga masyarakat secara kolektif merasakan dampak dan manfaatnya. Dalam hal ini masyarakat Sumbawa diharuskan untuk mengetahui dan mampu menjalankan teknologi yang tersedia saat ini agar mampu melahirkan sebuah inovasi-inovasi seperti platform atau media – media yang sehat agar bisa memberikan informasi yang transparan serta mampu mengedukasi dan memberikan pemahaman pada masyarakat Sumbawa dengan tujuan membendung Hoax yang beredar dan bersifat provokatif agar digunakan sebagai media interaksi dan upaya untuk menjalin silahturahmi terhadap sesama masyarakat. Selain itu masyarakat diharapkan bisa meningkatkan upaya promosi budaya dan pariwisata serta melakukan pemasaran produk – produk lokal dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk membantu dalam meningkatkan pendapatan asli daerah dengan tujuan perbaikan tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan hadirnya Universitas Teknologi Sumbawa, yang sekiranya mampu membawa perubahan – perubahan melalui pendidikan formal yang berorientasi pada penanaman nilai – nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa, yang, berspektif Global sehingga hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang handal, dengan penguasaan keilmuan berbasis teknologi yang tinggi, memiliki daya saing global namun tetap menunjukkan identitas dan kepribadian khas Indonesia.