Oleh : Hamsia Susanti
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Samawa (UNSA)
Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sumbawa
Indonesia berada pada urutan keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Menyikapi hal ini tentunya Indonesia membutuhkan generasi yang unggul untuk dapat memajukan dan menaikkan derajat bangsa. Bagi bangsa Indonesia dalam menyongsong generasi emas Indonesia tahun 2045, diperlukan pembangunan pendidikan dalam perspektif masa depan, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia sekarang yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern, serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Untuk itu, perlu adanya upaya dalam mempersiapkan generasi tersebut yang selaras dengan perkembangan zaman yang semakin pesat. Salah satu upaya untuk menghasilkan generasi emas tersebut adalah dengan adanya pendidikan karakter.
Pendidikan karakter merupakan aspek penting untuk meningkatkan daya saing bangsa, dan dengan adanya generasi emas yang unggul diharapkan dapat membawa perubahan terhadap kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan karakter akan menjadi upaya peningkatan kualitas manusia sekaligus sebagai salah satu solusi permasalahan kemerosotan moral generasi muda.
Pendidikan karakter harus ditanamkan dan dilakukan sejak dini. Nilai-nilai karakter ditanamkan kepada generasi emas dengan pemberian dan penguatan yang dilakukan secara berulang, karena karakter seseorang akan tumbuh melalui kebiasaan yang sering dilakukannya. Pendidikan karakter yang diharapkan dari generasi emas adalah dapat memiliki pola piker dan tingkah laku berlandaskan moral yang kokoh, kecerdasan yang tinggi, dan sikap kompetitif untuk visi yang cemerlang dalam mewujudkan negara yang maju di masa depan.
Menurut Ki Hajar Dewantara, “Tri Pusat Penddidikan” ialah keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan pendukung yang sangat besar dalam pendidikan. Membangun pendidikan karakter bukan hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di kehidupan seahari-hari. Membangun karakter siswa merupakan tanggung jawab dari semua pihak.
Pertama, Keluarga terutama orang tua menjadi peran penting dalam membangun generasi emas, karena orangtua adalah teladan untuk anak-anaknya sehingga segala perilaku orang tua akan banyak mempengaruhi perkembangan anak. Orang tua harus meningkatkan implementasi pendidikan karakter yang bersifat informal dalam lingkungan keluarga dengan norma-norma dan moral yang sesuai. Fungsi kontrol orang tua harus dilakukan secara efektif dan efisien.
Kedua, sekolah terutama guru berperan penting dalam membentuk karakter generasi emas. Peran guru di sekolah tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga memberikan contoh yang baik dalam bersikap dan berperilaku. Guru bisa memposisikan diri dengan bijak agar dapat memberikan pendidikan yang memanusiakan, yaitu pendidikan yang dapat memberikan pencerahan mengenai hakikat manusia itu sendiri. Guru harus mampu menyusun strategi pembelajaran yang tepat, pembelajaran kreatif dan inovatif, pengembangan komunikasi, dan kemampuan untuk hidup antar sesama manusia agar siswa dapat mengembangkan nilai-nilai karakter.
Ketiga, masyarakat merupakan lingkungan yang juga mempunyai peran dalam membangun pendidikan karakter. Masyarakat juga tak kalah pentingnya sebagai contoh dan panutan pendorong keberhasilan dalam menerapkan kebiasaan-kebiasaan karakter yang baik. Masyarakat harus mendukung penuh penanaman karakter yang baik, sehingga generasi emas dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan.
Pendidikan karakter menentukan setiap arah dalam mengambil keputusan dan tingkah laku serta menentukan kualitas moral generasi emas. Dengan adanya pendidikan karakter, bisa mengetahui atau menguatkan identitas dari generasi tersebut. Selain itu, pendidikan karakter ini juga memiliki tujuan untuk membentuk generasi tersebut menjadi lebih baik.
Generasi emas disebut juga agent of change, yaitu generasi yang membawa perubahan bagi kemajuan bangsa. Pendidikan karakter menjadi salah satu aspek untuk peningkatan kualitas pendidikan. Pentingnya pendidikan karakter bagi generasi emas diharapkan dapat membawa perubahan bagi bangsa dan negara untuk kedepannya. Harapan dan cita-cita tersebut tidak akan terwujud tanpa ada usaha dan kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu, untuk menciptakan generasi emas yang berkarakter maka harus ada kerjasama dari para pendidik.
