Budaya

BUMMA Pekasa Kembangkan Keta Jadi Produk Unggulan

Sumbawa, Fokus NTB – Masyarakat adat Pekasa kembangkan kerajinan tangan (Keta) sebagai produk unggulan komunitas adat. Usaha yang sudah lama dibangun oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sumbawa bersama komunitas adat kini membuah hasil yang menakjubkan. Dimana masyarakat adat Pekasa sudah mampu membuat usaha sendiri yakni membuat tas, dompet, toples dari bahan alam yang hanya didapatkan di hutan adat Pekasa.

Ketua perempuan adat Pekasa, Ertina sekaligus Ketua Badan Usaha Milik Masyarakat Adat (BUMMA) mengungkapkan bahwa, “Keberhasilan masyarakat adat Pekasa tidak lepas dari peran AMAN Sumbawa selama ini. Dan juga dari semangat kami masyarakat adat mengikutinnya, dari kegiatan sebelumnya pembentukan perempuan adat sampai ke perempuan AMAN di Kabupaten Sumbawa, masyarakat adat Pekasa selalu mengikutinya,” ucap Ketua BUMMA, Jumat (25/11).

“Jadi ini adalah keberhasilan nyata masyarakat adat Pekasa, bayangkan kami membuat ini dari pertama diberikan alat oleh AMAN Sumbawa lalu dilatih sampai ketahap ini kami diworkshopkan sehingga dapat kami hasilkan 2-3 kerajinan tangan (keta) yang ada tas, toples, dompet sesuai dengan kebutuhannya, sehingga kami memilih untuk fokus pada pembuatan tas atau sejenisnya,” jelasnya.

Ditambah Febriyan, Field Officer Programme, “Kami senang sekali ketika masyarakat adat Pekasa dari program yang kami canangkan mencapai keberhasilan seperti ini. Karena kedepan saya yakin akan sangat berguna dan menambah nilai ekonomis masyarakat adat,” ujar Febriyan.

“Apalagi Pekasa sangat memberikan sumbangsih kepada negara atas pemohon uji materi UU No.18 Tahun 2013 tentang P3H ini kontribusi nyata kepada negara. Jadi harapan kami lewat BUMMA ini supaya dapat berjalan dengan lancar. Kita mulai dari hal yang kecil dan lama akan menjadi besar,” ungkapnya.

Sambung Jasardi Gunawan, “Saya yakin Pekasa ini akan berhasil karena sudah terbukti memiliki daya tahan yang kuat, dihantam badai atas bawah selalu kuat dalam menghadapi tantangan yang sangat luar biasa,” ucap Jasardi.

“Saya senang sekali tadi ketika melihat ibu-ibu praktek membuat tas dan toples lalu diberikan merek pakai mesin, memang gak mudah tapi karena ketekunan seperti ini yang menjadi membanggakan,” ujar Jasardi.

Jasardi juga berharap ada kelanjutan program jangka panjang.

“Kenapa demikian AMAN Sumbawa ini terus berkolaborasi dengan semua pihak untuk minta dukungan. Program ini adalah didukung oleh Voice Global. Semoga pemberi dukungan senang melihat hasil karya nyata masyarakat adat Pekasa, karena keberhasilan suatu program tidak lepas dari semangat dari semangat pelaku usaha,” jelas Jasardi.

“Ini kita benar-benar berusaha dengan format pemberdayaan yang nyata, dari proses sosialisasinya, lokalatihnya sampai ke tahap workshop yang baru disaksikan oleh kita semua. Jadi kedepan terus semangat,” tutur Jasardi.

Senada, Yosi, Sekretaris BUMMA menyampaikan bahwa, “Kami terus terang sudah ada yang minta dari hasil usaha ini pas waktu disaat sosialisasi awal ke Pekasa sudah ada yang minta untuk membuat toples untuk isi jajan lebaran, dengan harga variasi ada Rp.100.000-Rp.400.000 persatu kemasan,” ujarnya.

“Jadi program ini sangat bermanfaat sekali buat kami masyarakat adat Pekasa,” tambah Yosi. (Ham)

Related Articles

Back to top button