
Sri Handayani
Falkultas Ilmu Sosial dan Politik,
Prodi Ilmu Administrasi Negara,
Universitas Samawa (UNSA).
Menurut KBBI pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Atau bahkan pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses, cara dan perbuatan mendidik.
Pedidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otadidak.
Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu ducare, berarti menuntun, mengarahkan, atau memimpin dan awalan e, berarti keluar. Jadi, pendidikan berarti kegiatan menuntun ke luar.
Serta setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berfikir, merasa atau tindakan dapat dianggap pula sebagai pendidikan. Pendidikan formal umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menegah atas dan kemudian perguruan tinggi sedangkan pendidikan non-formal nya adalah seperti pengajian, pondok pesantren.
Menurut plato, pendidikan adalah sesuatu yang dapat membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan.
Menurut plato, pendidikan direncanankan dan di program menjadi tiga tahap dengan tingkat usia. Tahap pertama, adalah pendidikan yang diberikan kepada murid hingga sampai dua puluh tahun dan tahap kedua, dari usia dua puluh tahun sampai tiga puluh tahun, sedangkan tahap ketiga, dari tiga puluh tahun sampai usia empat puluh tahun.
Strategi implementasi pendidikan karakter dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan, Amri, Jauhari, & Elish (2011: 89-94) memberikan penjelasan tentang pendekatan implementasi pendidikan karakter, yaitu:
1. Pendekatan penanaman nilai
pendekatan penaman nilai (inculcation approach) ialah suatu pendekatan yang menitikberatkan pada penamanan nilai-nilai sosial agar mampu terinternalisasi dalam diri peserta didik. Metode pembelajaran yang dapat digunakan saat menerapkan pennanaman nilai peserta didik diantaranya melalui keteladanan, pengautan sikap positif dan negatif, simulasi, bermain peran, tindakan sosial, dan lain-lain.
2. Pendekatan perkembangan kognitif
Pendekatan perkembangan kognitif memandang bahwa peserta didik merupakan individu yang memiliki potensi kognitif yang sedang dan akan terus tumbuh dan berkembang. Karena itu, melalui pendekatan ini peserta didik didorong untuk membiasakan berfikir aktif tentang seputar masalah-masalah moral yang hadir di sekeliling mereka, dimana peserta didik di latih untuk belajar dalam membuat keputusan-keputusan moral. Pada gilirannya diharapkan keputusan yang diambilnya dapat melatih peserta didik untuk bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya.
3. pendekatan klarifikasi nilai
orientasi pendekatan klrifikasi nilai ialah memberikan penekanan untuk membantu peserta didik mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, kemudian secara bertahap ditingkatkan kemampuan kesadaran peserta didik terhadap nilai-nilai yang didefinisikan sendiri oleh peserta didik.
4. Pendekatan pembelajaran berbuat
karakteristik pendekatan pembelajaran berbuat berupaya menekankan pada usaha pendidik untuk memfasilitasi dengan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral yang dilakukan secara individual mapun berkelompok.
Amri, Jauhari, dan Elish (2011: 57) menyatakan bahwa tujuan model pendidikan berbasis karakter adalah pembentukan manusia yang utuh yang berkarakter yaitu mengembangkan aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual, dan intelektual peserta didik secara optimal. Untuk membentuk manusia pembelajaran sejati, bisa dilakukan langkah-langkah:
1. Menerapkan metode belajar yang melibatkan partisipasi aktif peserta didik, yaitu metode yang dapat meningkatkan motivasi peserta didik karena seluruh dimensi manusia terlibat secara aktif dengan diberikan materi pelajaran yang konkrit, bermakna, serta relevan dalam konteks kehidupannya ( student active learning, contexrtual learning, inquiry-based learning, integrated learning).
2. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (condicive learning community), sehingga peserta didik dapat belajar secara efektif di dalam susana yang memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman, dan memberikan semangat.
3. Memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan.
4. Metode pengajaran yang memperhatikan keunikan masing-masing peserta didik yang menerapkan seluruh aspek kecerdasan manusia.