MXGP Samota Sumbawa Milik Siapa dan Untuk Siapa

Hendro Aljamis
Ketua Rayon Umar Bin Khattab PC PMII Sumbawa.
MXGP Samota Sumbawa yang akan di laksanakan pada tanggal 24-26 Juni 2022 ini akan membawa warna baru bagi Sumbawa, yang dimana Sumbawa akan di kenal di kanca dunia. Seharusnya dengan adanya event ini dapat memperkenalkan kearifan lokal Sumbawa misalnya parawisata, kerajinan tangan, dan makan khas dari tana yang dijuluki sebagai intan bulaeng. Dengan itu perekonomian masyarakat Sumbawa akan meningkat jauh lebih baik melalui event Internasional ini.
Namun kekhawatiran dan menjadi pertanyaan yang melekat di benak masyarakat Sumbawa hingga saat ini adalah “MXGP Ini Milik Siapa Dan Untuk Siapa”, jangan sampai event yang sangat besar ini hanya menguntungkan segelintir orang atau bisa kita katakan sebagai ajang bisnis to bisnis.
Ada beberapa sektor yang dapat berperan dalam memperkenalkan tanah intan bulaeng ka kanca dunia, misalnya sektor parawisata. Ada tiga jenis yang dapat di promosikan yaitu Wisata alam seperti Pulau Moyo dengan mata jitunya, teluk saleh dengan hiu pausnya,air terjun marente dan masih banyak lagi.
Dari segi budaya ada istana dalam loka sebagai salah satu bukti sejarah tanah Sumbawa, desa Samri dengan kain tenun khas Sumbawa (Kre alang) dan desa Kakiang di juluki sebagai Desa budaya karna masih sangat kental dengan adat istiadatnya, dan sedangkan dari segi kulinernya ada seperti Singang, Sepat, Kopi khas desa Punik, madu Sumbawa yang sudah teruji ke khasiatanya dan paling istimewa adalah susu kuda liar khas sumbawa. Namun sayang sekali pemerintah sampai saat ini tidak ada langkah yang jelas dalam memperkenalkan itu semua.
Belum lagi pelaku UMKM masyarakat lokal sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Sumbawa namun pemerintah terkhususnya DISKOPRINDAG tidak memberikan pelatihan khusus terkait standarisasi UMKM Internasional. apalagi yang kita ketahui bersama bahwasanya masih banyak produk dari masyarakat lokal kita yang belum memenuhi persyaratan yang di tetapkan oleh panitia MXGP seperti BPOM dan label halal dan yang lebih terkjutnya lagi 1 stand yang di sediakan oleh panitia di bandrol dengan harga 6 juta. artinya pemerintah tidak dapat menyelesaikan semua permasalahan dan hambatan yang di hadapi oleh UMKM lokal di kegiatan MXGP nanti, hal ini juga dapat mencekik dan mempersulit UMKM lokal untuk memperkenalkan khas lokal sumbawa ke kanca dunia.
Itu artinya Kemungkinan besar UMKM yang akan di tarik oleh pemerintah adalah berasal dari luar sumbawa seperti, Bali, Mataram dan lain sebagainya.
Jadi akan sedikit UMKM lokal untuk bisa tampil di arena MXGP nanti.
Lalu, MXGP Samota Sumbawa milik siapa dan untuk siapa…?.
Bagaimana bisa perekonomian sumbawa akan berkembang jika masyarakat lokal di persulit dengan persyaratan?,
Dan bagaimana pemerintah daerah menyikapi hal tersebut?,
Apa solusi yang di tawarkan kepada masyarakat yang mempunyai UMKM?,
Sejauh ini tidak ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah terkait hal tersebut, mereka hanya sibuk menetapkan keuntungan yang akan di rauk selama penggelaran MXGP Samota nanti, tapi dampak terhadap masyarakat Sumbawa tidak ada sama sekali, hanya sekedar euforia saja. Yang akan mendapatkan keuntungan dari ajang ini hanyalah segelintir orang seperti investor dan perusahaan-perusahaan besar yang ikut andil dalam hal tersebut.
Terkait dengan BPOM dan label halal pemerintah daerah terkhususnya bupati Sumbawa sebenarnya sudah menjanjikan kepada masyarakat sumbawa untuk menggrariskan pembuatan BPOM dan label halal yang jelas tertera pada 10 program kerja unggulan dari bupati Sumbawa namun masih banyak pelaku UMKM yang belum mendapatkan haknya. Sebenarnya solusi ini dapat terselesaikan dengan program-program kerja dari pemerintah tapi seolah-olah pemerintah itu sendiri merasa acuh terhadap permasalahan yang di hadapi masyarakatnya.
Sedangkan dampak yang akan di dapatkan oleh masyarakat dan pelaku UMKM lokal tidak begitu terasa namun justru ini akan menjadi bumerang bagi masyarakal lokal Sumbawa. (red)