FPPK – PS Bersama Kelompok Tani Desa Lenangguar Berharap Pembangunan Aramano Berlanjut
Lenangguar, FokusNTB – Berdasarkan pembangunan Bendungan Aramano pada tahun 2010 di desa Lenangguar, kecamatan Lenangguar, masyarakat setempat sangat berterimakasih karena ±100 kelompok tani dapat menikmati aliran air dari bendungan tersebut.
Abdul Hatap S.Pd, Ketua umum Front Pemuda Peduli Keadilan (FPPK) Pulau Sumbawa menjelaskan kepada wartawan Fokus NTB, pihaknya meminta kepada Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 (BWS NT I) untuk dapat menindaklanjuti pembangunan jaringan irigasi bendung Aramano dari awal perencanaan sebelumnya. Dari dusun Pemangong desa Lenangguar sampai dengan desa Tatebal kecamatan Lenangguar.
Dari analisa data jumlah kelompok tani secara keseluruhan di desa Lenangguar dan desa Tatebal, memiliki ±500 hektar tanah sawah.
Lanjut Hatap sapaan akrabnya, dari hasil wawancara dengan masyarakat kelompok tani desa lenangguar, bahwa mereka setiap tahun selalu melakukan swadaya masyarakat selama 3 sampai 4 kali dalam satu tahun dengan mengumpulkan uang senilai Rp.250.000 per-kelompok tani. Hasil pengumpulan tersebut digunakan untuk memperbaiki jaringan irigasi Aramano yang rusak agar tetap dapat menikmati asas manfaatnya.
Sambung Hatap, sawah milik kelompok tani desa Lenangguar kurang lebih ada 150 hektar telah tertimbun bekas urukan tanah. Sehingga jaringan irigasi tidak dapat dimanfaatkan untuk tanaman palawija seperti semulanya. Dimana pada saat sosialisasi sebelumnya pada tahun 2010 meminta kepada kelompok tani yang terkena aliran Aramano agar dapat dihibahkan dengan tujuan pembangunan jaringan irigasi.
“Dari kelompok tani desa Lenangguar secara ikhlas menghibahkan tanah untuk pembangunan jaringan irigasi aramano, tetapi jaringan irigasi Aramano yang terkena pengerukan tersebut tidak dilanjuti oleh Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 (BWS NT I) NTB” ungkap Hatap.
Di tempat berbeda, Rahmat salah satu tokoh masyarat setempat dan juga sebagai anggota kelompok tani desa Lenangguar dalam hal ini sangat mengeluh dan rasa kasihan terhadap ratusan kelompok tani lain yang memiliki ratusan hektar sawah terkena jaringan irigasi tidak dilanjuti untuk dikerjakan, sementara dampak dari tanah urugan jaringan irigasi aramano saat ini tersebar lumpur atau batu kepada sawahnya dan sawahnya kurang maksimal dimanfaatkan oleh pemilik sawah.
“Dalam hal ini dengan rasa hormat, saya yang mewakili ratusan kelompok tani desa lenangguar sangat berharap kepada Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 untuk dapat menindaklanjuti pekerjaan jaringan irigasi aramano baik yang sudah rusak maupun jaringan yang belum dikerjakan kurang lebih 15 Km, dimana sebagian kelompok tani dapat menikmati aliran air bendung Aramano, dan sebagian kelompok tani yang tidak dapat menikmati asas manfaat bendung aramano” tutur Rahmat.
Sambungnya, justru kelompok tani yang tidak dapat menikmati asas manfaat aliran air bendung aramano menerima dampak yang terburuk akibat tanah urugan jaringan irigasi yang tersebar di dalam sawah.
Tatang kusnadi dan Lismatano Putra, tokoh pemuda desa Lenanguar berharap agar keluhan masyarakatnya ditindak lanjuti. Mereka dengan beberapa ratusan kelompok tani siap turun aksi damai bersama LSM Front Pemuda Peduli Keadilan (FPPK) Pulau Sumbawa menyampaikan aspirasi besar – besaran untuk meminta janji kepada Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 (BWS NT I) untuk segera dikerjakan jaringan irigasi Aramano yang sudah dilakukan pengerukan.
“Karena selama ini kurang lebih 150 kelompok tani baik bagian timur jaringan irigasi aramano dan bagian barat jaringan aramano, dimana kelompok tani setiap tahun melakukan swadaya sebanyak 3 kali dalam 1 tahun untuk mengumpulkan uang sebanyak 250.000 untuk memperbaiki jaringan irigasi yang rusak” ungkap kedua tokoh tersebut.