Sumbawa Besar, Fokus NTB – Festival Film Sumbawa #3 (FFS#3): Perempuan, Alam, dan Ketahanan Budaya telah diselenggarakan selama 2 bulan, dimulai dari 9 Oktober hingga 28 November 2021. Setelah melalui serangkaian program yang panjang, pada hari Minggu malam, 28 November 2021 pukul 20.00 WITA diselengarakan acara Malam Penganugerahan (Awarding Night) sebagai program penutup FFS#3 tahun ini yang bertempat di Pelataran Studio Kreatif Sumbawa Cinema Society – Kronik Sumbawa, di lingkungan Bukit Harapan, Samapuin.
Acara inti dalam Awarding Night ini adalah pemberian piagam penghargaan kepada tiga film pendek sebagai Penerima Fasilitasi Produksi Film Pendek 2021 yang merupakan salah satu program unggulan FFS#3. Ketiga film pendek tersebut adalah “Selembar Kertas”, film fiksi pendek yang disutradarai oleh Harsa Perdana, mahasiswa FIKOM UTS angkatan 2019; “Mengalir”, film dokumenter pendek karya Tiara Dwi Aryanti (siswa SMA Negeri 2 Sumbawa yang juga merupakan alumni Kompetisi Film Pelajar FFS 2020; dan “Baseme: Skincare Perempuan Sumbawa”, sebuah dokumenter pendek karya Indri Ardianti, mahasiswa Universitas Samawa (UNSA) angkatan 2021.
Direktur Festival Film Sumbawa, Yuli Andari Merdikaningtyas, M.A, mengatakan bahwa ketiga film tersebut diawali oleh sebuah ide cerita yang dikembangkan dan didampingi proses produksinya untuk menjadi sebuah film pendek yang layak ditayangkan kehadapan khalayak. “Kekuatan cerita ketiga film ini karena mengangkat fenomena sosial dan pengetahuan lokal masyarakat Sumbawa, sehingga layak diproduksi,” ujarnya.
“Melihat antusias peserta festival yang tinggi, semakin meningkatkan harapan untuk membentuk ekosistem perfilman daeah khususnya di Sumbawa. Selain itu dilihat dari partisipasi perempuan di dalam tim perserta festival yang tinggi, turut merepresentasikan bahwa generasi perempuan di Sumbawa memiliki keinginan yang besar untuk membuat sebuah karya, khususnya di bidang perfilman, dengan begitu tema Festival Film Sumbawa tahun ini mengenai Perempuan, Alam dan Ketahanan Budaya bisa terwujud dengan sukses,” pungkas Yuli Andari Merdikaningtyas.
Bupati Sumbawa turut hadir menyemarakkan acara Awarding Night FFS#3 dan memberi sambutan. Drs. H. Mahmud Abdullah, atau Haji Mo begitu Bupati Sumbawa yang rendah hati (down to earth) itu biasa disapa, mengatakan bahwa ia cukup terkejut bahwa Festival Film Sumbawa ini sudah yang ketiga kali diselenggarakan di Sumbawa. Menurutnya hal ini baik untuk membentuk potensi dan bakat khsusunya generasi muda Sumbawa serta menjadi pionir dalam mempromosikan daerah Sumbawa di kancah yang lebih luas, ia juga berjanji akan memberi dukungan untuk diadakan Festival Film Sumbawa yang ke empat di tahun 2022.
Pada kesempatan ini, Ketua Dewan Kesenian Sumbawa (DKS), Ir. Iskandar D. MEc, Dev sangat mengapresiasi karya film dari generasi muda Sumbawa. “Kami harapkan nanti muncul creator-kreator sinema yang mumpuni dari Kabupaten Sumbawa. Kreator yang bisa bersaing dalam skala nasional dan internasional,” ucapnya.
Kompetisi Film Dokumenter Pendek Pelajar se-Kabupaten Sumbawa
Selain Program Fasilitasi Produksi Film Pendek, FFS#3 memiliki program Kompetisi Film Dokumenter Pendek Pelajar se-Kabupaten Sumbawa yang merupakan program yang bertujuan mencari talenta-talenta muda di bidang perfilman di Sumbawa sehingga ekosistem perfilman bisa tumbuh di daerah lain, tidak hanya berpusat di Jakarta atau Yogyakarta yang merupakan barometer perfilman Indonesia.
Dari kompetisi ini keluar 4 (empat) judul film yang terdiri dari 3 (tiga) film yang dinilai oleh juri dan 1 (satu) film favorit hasil Voting On The Spot dan jumlah dengan nilai tertinggi hasil like di sosial media FFS#3 yaitu Instagram, Fan Page Facebook, dan Youtube Channel Festival Film Sumbawa. Keempat juara akan mendapatkan uang tunai sebesar 4 juta hingga 1 juta rupiah dan mendapatkan Mangkar Award yaitu Mangkar Bulaeng (Juara 1), Mangkar Salaka (Juara 2), Mangkar Gelang (Juara 3), serta Mangkar Kaloko (Juara Favorit). Gelar-gelar tersebut yang disematkan kepada para pemenang Festival Film Sumbawa memiliki nilai filosofinya sendiri. Mangkar sendiri dalam bahasa Sumbawa memiliki arti alat pecutan dalam kegiatan Barapan Kebo, dengan begitu memberikan makna bahwa melalui ajang festival ini diharapkan bisa memacu kreatifitas generasi muda Sumbawa agar tercipta ekosistem perfilman di daerah, khususnya di Sumbawa.
Pada tahun ini tim dari 3 sekolah terpilih mendapatkan nominasi, yakni Juara 1 diraih oleh SMAN 1 Sumbawa dengan judul film “Barodak”, Juara 2 diraih oleh SMAN 3 Sumbawa dengan judul film “Kre Alang”, kemudian juara 3 diraih oleh SMAN 4 Sumbawa dengan judul film “Sana”. Adapaun juara favorit yang ditentukan dari hasil akumulasi jumlah like di tiga akun Festival Film Sumbawa (Instagram, Youtube, dan fanpage) ditambah dengan voting secara offline di lokasi pemutaran, kategori favorit ini sendiri diraih oleh SMAN 1 Sumbawa dengan judul “Barodak”.
Pada sesi wawancara dengan para pemenang Kompetisi Ide Pelajar dan tim Ide Cerita, mereka mengatakan bahwa mereka mendapatkan banyak pengalaman berharga selama melakukan proses produksi karya film mereka. Dengan segala hal yang mereka lalui bersama tim, mereka merasa tertarik dan akan tetap membuat film di luar dari kegiatan Festival Film Sumbawa. (Ridho Fisabillah/Foto: Rina)