BudayaEdukasiPeristiwa

Festival Film Sumbawa Kembali Digelar

Sumbawa Besar, Fokus NTB – Festival Film Sumbawa (FFS) merupakan festival film pertama di Pulau Sumbawa yang diinisiasi oleh komunitas film Sumbawa Cinema Society (SCS) yang dalam perkembangannya bermetamorfosa menjadi Yayasan Masyarakat Film Sumbawa (YMFS). Festival Film Sumbawa berlangsung mulai 9 Oktober hingga 28 November 2021.

“Festival film ini bertujuan untuk merayakan aktivitas perfilman di Sumbawa melalui enam kegiatan utamanya yaitu apresiasi, produksi, festival film, pengembangan kapasitas, menguatkan jaringan, dan pengarsipan film. Dimulai sejak 2019, FFS tahun ini merupakan yang ketiga kalinya dengan mengusung tema “Perempuan, Alam, dan Ketahanan Budaya.” Ketiga kata kunci ini masih sangat relevan untuk diangkat dan didiskusikan,” jelas Yuli Andari Merdikaningtyas dari Yayasan Masyarakat Film Sumbawa saat Sosialisasi Festival Film Sumbawa, Sabtu (9/10) di aula SMKN 1 Sumbawa.

Ditambahkannya, sejak awal, FFS secara konsisten menyuarakan hak-hak manusia dalam berkebudayaan, serta memanfaatkan kekuatan medium film untuk menggaungkan isu-isu kritis yang kerap kali diabaikan oleh khalayak. Meski dua tahun terakhir ini pandemi masih menerjang, namun berkat dukungan berbagai pihak FFS tahun ini diselenggarakan mulai 9 Oktober – 28 November 2021 mendatang. Tahun ini, FFS didukung antara lain oleh Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK), Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud RI, Dewan Kesenian Kabupaten Sumbawa (DKS), Beras 169, Sumbawa Multimedia, Kronik Sumbawa dan ada beberapa lembaga yang sedang dalam tahap MoU.

“Rangkaian Festival Film Sumbawa tahun ini terdiri dari sosialisasi program festival, seminar nasional perfilman secara daring, lokakarya film, dan kompetisi film pelajar, layar tancap atau open air cinema lalu ditutup dengan malam penganugerahan (awarding night) yang akan memutar dan mengapresiasi film-film finalis serta pemberian piala dan hadiah bagi filmmaker yang meraih juara,” ucapnya.

Tahun ini akan ada seri webinar tematik berskala nasional untuk menjaring spektrum yang lebih luas lagi dari berbagai kalangan untuk memperkenalkan aktivitas perfilman di Sumbawa. Dengan menjaring peserta dalam ruang lingkup nasional, keberadaan FFS akan semakin diketahui oleh banyak orang selain itu webinar nasional bisa dijadikan jembatan penghubung pegiat film Sumbawa dengan sineas di berbagai daerah. Harapannya sirkulasi pertukaran ilmu pengetahuan berjalan dengan sehat serta kesempatan mendapatkan informasi menjadi lebih besar kemungkinannya. Narasumber webinar sesi pertama adalah Taufik Rahzen, budayawan dan Alia Swastika, kurator Jogjakarta Biennale. Sedangkan sesi kedua webinar akan diisi perspektif dan proses kreatif para sutradara perempuan Indonesia antara lain Ucu Agustin, seorang penulis, jurnalis, dan pembuat film dokumenter (sutradara Sejauhku Melangkah) sejak 2005, ia secara konsisten menyuarakan isu-isu sosial, terutama hak-hak perempuan dan minoritas melalui karya filmnya. Karya-karyanya telah melanglang buana di berbagai festival dunia salah satunya Berlin International Film Festival; Fanny Chotimah (sutradara You and I, memangkan DMZ Docs di Korea Selatan), dan Chonie Prysilia seorang pembuat film dokumenter animasi (animated documentary) berjudul “kOsOnG” yang karyanya banyak diapresiasi oleh komunitas animasi di berbagai negara.

Pada kesempatan terpisah, Ridho Fisabilillah dari panitia Festival Film Sumbawa menambahkan, tahun ini FFS membuka kesempatan bagi para pembuat film pendek pemula untuk mengirimkan ide ceritanya (batas akhir pengiriman 10 Oktober 2021) dan ide cerita menarik akan difasilitasi dana produksi dan kesempatan untuk konsultasi dalam Workshop Film Pendek Fiksi dan Dokumenter yang diadakan pada tanggal 12 – 15 Oktober 2021. Workshop ini akan dimentori oleh para filmmaker profesional dengan lima sesi penting: penulisan ide cerita, penyutradaraan, manajemen produksi, tata kamera, dan penyuntingan gambar (editing).

“Kompetisi Film Dokumenter Pelajar kembali diadakan tahun ini. Program ini akan menjadi wadah peserta untuk mengasah kemampuan menyampaikan pesan melalui proses kreatif dokumenter. Peserta kompetisi ini adalah pelajar SMA/SMK Se-Kabupaten Sumbawa. Batas akhir pengiriman karya tahun ini adalah tanggal 15 November 2021,” pungkas Ridho Fisabillah.

FokusNTB

Pengelola menerima semua informasi tentang Nusa Tenggara Barat. Teks, foto, video, opini atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke fokusntb@gmail.com

Related Articles

Back to top button