
Sumbawa Besar, Fokus NTB – Organisasi REMPAS atau Rembuk Persaudaraan Samawa mengadakan rapat konsolidasi di sekretariatnya kelurahan Brang Biji, pada Senin (5/9) malam.

Rapat terbatas ini dipimpin langsung oleh Ketua REMPAS Abdul Karim. Tampak dihadiri oleh para pengurusnya yaitu sekretaris Dian Jaya Putra, bendahara umum Herman, Ketua pengawas Juni Junaidi dan Humas Amiruddin beserta jajaran pengurus lainnya.
Kepada FokusNTB.com, Ketua REMPAS Abdul Karim mengatakan, tujuan rapat tersebut adalah untuk menyerap berbagai aspirasi, saran dan masukan dari pengurus lainnya sebagai bahan referensi untuk organisasi.
“Dengan harapan agar kedepan REMPAS menjadi sebuah organisasi besar dan dapat diandalkan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam rangka lebih menghidupkan dan memajukan organisasi” katanya.
Lebih lanjut lagi dia menjelaskan, banyak manfaat dari keberadaan REMPAS yakni dengan kegiatan-kegiatan positif yang dapat dilakukan diantaranya dalam waktu dekat ini organisasi REMPAS akan mengadakan gotong royong di kelurahan Brang Biji. “Sebagai bentuk nyata bahwa REMPAS akan selalu mengupayakan apa yang menjadi prioritas terutama dalam hal kegiatan sosial dan perlindungan kemudian pemberdayaan perempuan,pendidikan dan lain-lain” tutur Abdul Karim.
Di kesempatan yang sama, bendahara umum Herman menambahkan, akan mengupayakan untuk menjadi partner atau membantu pemerintah dalam segala scope.
“Sehingga ke depan REMPAS menginginkan adanya semacam MoU sebagai payung hukum untuk organisasi REMPAS. Apabila hal ini telah kita realisasi maka pelayanan masyarakat sistim jemput bola seperti dalam hal pembuatan KTP, KK dan yang paling utama pelayanan untuk warga tidak mampu atau sakit maupun kaum dhuafa” terang Herman.
Herman juga menyampaikan bahwa REMPAS menyoroti tentang kelangkaan pupuk serta tidak stabilnya harga jual petani yang berbanding terbalik antara pengeluaran dan pemasukkan.
Diungkapkan Herman, permasalahan Seperti harga pupuk melonjak drastis, obat-obatan juga mengikuti, sementara harga jual meluncur bebas pada angka tidak menguntungkan bagi para petani. Herman pun mengajak lembaga-lembaga pemerhati lainnya agar duduk bersama.
“Sehingga para petani dapat menjadi petani handal dan mendapat keadilan” kata Herman.
Anggota pengawas Kamaruddin Ahmad juga menambahkan terkait keluhan Petani di kabupaten Sumbawa yang berharap ada wadah independen menaungi dan melindungi mereka agar nasib petani tidak semakin terpuruk. Terbukti yang sering dikeluhkan petani salah satunya adalah masalah pupuk yang kadang sulit didapat setiap musim tanam. “Kalaupun ada harganya diatas harga eceran tertinggi (HET)” bebernya.