RSUD Sumbawa Peringati Hari Ginjal Sedunia, Direktur RSUD Dorong Edukasi dan Pencegahan Dini

Sumbawa, Fokus NTB – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbawa memperingati Hari Ginjal Sedunia atau World Kidney Day yang dipusatkan di Ruang Hemodialisis RSUD Sumbawa, Rabu (30/4/2025). Acara ini terselenggara atas partisipasi aktif dr. Franky Renato, SpPD dan Tim Hemodialisa RSUD Sumbawa, serta didukung penuh oleh jajaran manajemen rumah sakit.
Kegiatan tersebut menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan ginjal sejak dini.Direktur RSUD Sumbawa, dr. Mega Harta, MPH, menegaskan bahwa peringatan ini tidak boleh berhenti pada seremoni belaka. Menurut dia, Hari Ginjal Sedunia harus dimaknai sebagai pengingat kolektif bagi tenaga medis dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap ancaman penyakit ginjal yang kian meningkat.
“Jangan hanya sekadar perayaan. Ini harus menjadi momen untuk meningkatkan edukasi, promosi, dan upaya preventif. Pencegahan harus dimulai sebelum penyakit terjadi,” kata dr. Mega dalam sambutannya.

Mengusung tema “Apakah Ginjal Anda Oke?”, dr. Mega menjelaskan bahwa deteksi dini dan terapi memang penting, tetapi langkah promotif dan preventif harus menjadi prioritas. Ia menyebut, penyakit ginjal umumnya disebabkan oleh diabetes melitus dan hipertensi, namun faktor lain seperti konsumsi obat-obatan dan jamu ilegal tanpa izin BPOM juga patut diwaspadai.Sebagai bentuk komitmen, RSUD Sumbawa telah mengembangkan berbagai upaya edukasi melalui media sosial, dengan dukungan tim IT rumah sakit. Selain itu, pelayanan poliklinik juga dioptimalkan agar para dokter, termasuk spesialis penyakit dalam, dapat melakukan deteksi dini terhadap gangguan fungsi ginjal.
Meski begitu, menurut dr. Mega, keterbatasan lingkup pelayanan rumah sakit perlu ditopang kolaborasi lintas sektor. Ia berharap Dinas Kesehatan dapat mengintegrasikan seluruh fasilitas kesehatan dari tingkat pertama hingga rujukan agar upaya penanganan penyakit ginjal bisa dilakukan secara menyeluruh.
Saat ini, RSUD Sumbawa menangani sebanyak 34 pasien hemodialisis yang menjalani terapi satu hingga dua kali per minggu. Angka tersebut, menurut dr. Mega, menjadi indikator bahwa upaya pencegahan belum sepenuhnya berhasil.“Semakin banyak pasien cuci darah, itu artinya masih ada kekurangan dalam pencegahan. Meski demikian, kami tetap memberikan pelayanan terbaik agar pasien tetap memiliki kualitas hidup yang optimal,” ujarnya.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan ginjal dengan menjalani pola hidup sehat, mengontrol tekanan darah dan gula darah secara rutin, serta menghindari konsumsi zat yang berpotensi merusak ginjal.